Mengenakan busana tradisional di zaman ini, rasanya sangat membanggakan.  Rasanya trend mode yang makin canggih dipertontonkan, busana tradisional pun tak sedang ketinggalan zaman alias out of date. Boleh dapat dikatakan bahwa warga NKRI sedang "demam" busana tradisional.
Saya teringat ketika awal tahun 2000-an saya selalu tampil dengan busana tradisional pada acara-acara di tengah masyarakat. Teman-teman mencibir. Suatu ketika, ketika Presiden ke-7 Ir. Joko Widodo mulai berbusana tradisional, seorang rekan guru yang sudah pensiun dalam satu pertemuan mengatakan pada saya, "ternyata pak Roni benar. Sekarang pakaian adat mulai naik kelas."Â
***
Pada Kamis (1/5/25), Kepala Dinas P & K Kabupaten Kupang, Sekretaris Dinas, Ketua Panitia Hardiknas tingkat Kabupaten Kupang, seorang Pendeta, saya dan anak yang suka buat foto berada di rumah jabatan Bupati Kupang. Saat itu kami bertemu untuk menyiapkan busana tradisional kebesaran seorang Bupati.
Bupati Kupang akan mengenakan busana tradisional pada upacara Hardiknas 2025 ketika ia akan menjadi Pembina/Inspektur Upacara. Busana tradisional yang dipilih yakni dari Pah Amarasi. Maka, Kepala Dinas P & K Kabupaten Kupang beserta Ketua Panitia mengupayakan adanya kain tenun dan aksesorisnya.Â
Ketika Kepala Dinas P & K Kabupaten Kupang menghubungi saya melalui telepon (seluler) dan memberitahukan tentang pilihan itu, saya terkejut. Betapa tidak, item busana tradisional itu cukup banyak, tidak tersedia di satu tempat. Bila akan mendapatkan aksesorisnya maka seseorang yang cukup terkenal yang memilikinya. Saya rekomendasikan untuk menghubungi orang itu. Alhasil, orang itu bersedia membawa semua aksesorisnya. Semua aksesoris itu merupakan benda-benda pusaka yang hanya boleh dipinjamkan dan bukan untuk menjadi milik.
Malam itu (1/5) kami mencobakan busana tradisional itu ke badan bupati Kupang. Sangat perlu untuk mencobanya oleh karena tampilan seorang bupati di hadapan publik dengan busana tradisional berbeda dengan pakaian kebesaran ketika dilantik dan pakaian dinas harian.
Pagi tiba, Jumat (2/5) busana tradisional kembali ke badan Bupati Kupang. Kali ini kami berbagi tugas, Pdt. Hendrik Abineno tugas pertama di rumah jabatan, saya menanti di Lobi Kantor Bupati Kupang untuk mengecek kerapihan belaka, menambah yang terasa kurang. Dua yang kurang, salah satunya dapat didapatkan, dua helai pandan saya selipkan di destar, sedangkan satunya tidak sempat karena terlupakan, bahkan tertinggal di tangan Pdt. Hendrik Abineno.
Jadilah, tampilan bapak Bupati Kupang seperti yang sudah beredar luas di kanal-kanal media sosial.