Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Baik lakukan, jelek Tinggalkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Topik 1 - Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

18 Januari 2024   10:35 Diperbarui: 18 Januari 2024   10:38 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara mempunyai nama lahir Raden Mas Suryadi Suryadiningrat. Ia merupakan tokoh pendidikan nasional dengan julukan Bapak Pendidikan Nasional. Gagasannya tentang perkembangan pendidikan di Indonesia, dan pemikiran-pemikiran sebagai penggerak sekaligus pencetus semboyan “Ing Ngarso Sung Tuladho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”  yang sampai sekarang masih digunakan sebagai semboyan pendidikan Indonesia. Implementasi konsep semboyan ini terlihat sampai sekarang sebagai pedoman seorang pengajar sebagai pengingat tentang nilai-nilai karakter atau budi pekerti. Hal ini merupakan upaya secara nyata dalam menerapkan dan sebgai prinsip ciri khas karakter pendidikan di Indonesia sendiri.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, antara lain politik, jurnalistik, dan pendidikan serta berkaitan dengan pembangunan kemanusiaan sejati. yakni perjuangannya tidak lain adalah demi perwujudan kondisi hidup manusia di Indonesia yang manusiawi dan bermartabat luhur. Serta sebagai sosok pejuang kemanusiaan yang bercita-cita membangun kesadaran bangsa Indonesia akan identitas dirinya yang memang berbeda dari bangsa lain dan sekaligus setara martabat kemanusiaannya dengan martabat kemanusiaan bangsa lain sehingga tidak boleh dihina dan direndahkan oleh bangsa mana pun juga. (Bartolomeus:2016)

Selanjutnya, Transformasi yang dilihatkan oleh Ki Hajar Dewantara dapat dikaitkan dengan dua koneksi yang tidak bisa dipisahkan yakni pendidikan dan kebudayaan. Menurutnya, pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. (Deasy, dkk:2022). Hal ini dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara pada masa kolonial sampai kemerdekaan seperti pada tahun 1922 membangun sarana sekolah yang diberi nama Taman Siswa, pendirian ini tidak serta merta hanya membangun badannya sekolah namun juga membangun jiwa siswa-siswinya. hal demikian memberikan dampak perkembangan perjalanan pendidikan nasional yang mencangkup kebudayaan Indonesia. Dewasa Ini Budaya pendidikan indonesia tak jauh dari seorang guru. Guru merupakan seorang pemimpin dan pembimbing di lingkungan, guru juga merupakan cerminan muka pendidikan, karena itu pendidikan akan menjadi berkembang dan berkarakter salah satunya tergantung dari sosok guru.   

Tanggungjawab guru dapat dikatakan besar karena harus mempunyai pengalaman dan pengetahuan terhadap perjalanan pendidikan nasional. Hal ini karena agar merasakan perjuangan dan bisa ikut andil dalam memperjuangkan pendidikan. Perjalanan pendidikan nasional mengarahkan prinsip, nilai, dan budaya sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara. pemikiran Ki Hajar Dewantara diimplementasikan dalam kurikulum merdeka yang sekarang digunakan, sejalan dengan prinsip relevansi kurikulum sangat cocok karena kurikulum merdeka menekankan agar guru sebagai pembimbing, pengajar, fasilitator dalam perkembangan keterampilan dan karakter siswa.  

Daftar Refrensi

Samho, Bartolomeus. 2016. Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Tantangan dan Relevansi. Depok: PT.  Kansius.

Irawati, Deasy. Dkk. 2022. “Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Vokasi di Era Kurikulum Merdeka” Jurnal Pendidikan Mandala. Vol. 7. No. 4. h. 1015.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun