Sejak siang kemarin hujan terus turun membasahi bumi tempat dimana penulis tinggal. Menjelang sore hujan makin bertambah deras. Bahkan akhirnya sepanjang malam hingga saat ini hujan masih saja turun dibarengi dengan angin yang cukup kencang sehingga membuat tubuh ini rasanya bertambah menggigil kedinginan.
Rasa dingin itu juga yang membuat mobil tua penulis ikutan terkena demam hingga akhirnya harus dirawat di bengkel langganan. Sudah beberapa hari isteri mengingatkan dan menasehati penulis agar segera membawa mobil untuk kontrol kesehatannya. Sekalipun tidak harus membayar menggunakan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial alias BPJS. Tetapi penulis abaikan nasehat isteri. Penulis merasa sakitnya mobil masih terbilang ringan. Bisa jadi ini perhitungan penulis, dengan berlandaskan Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita. Selagi masih bisa dikendarai kenapa tidak ?
Sama halnya bulan kemarin, saat penulis mendapat kabar kalau kakak ipar di Tegal harus dilakukan tindakan operasi di sekitar pergelangan kaki kirinya, akibat jatuh dari sepeda motor. Ceritanya, saat berkendara tiba-tiba motor di depannya melakukan rem mendadak. Dan secara reflek, kakak ipar langsung injak rem juga. Akibatnya dia terpelanting dengan posisi kaki kiri jadi tumpuannya.Bahkan bersyukur sekalipun kepalanya tidak menggunakan helm, tetapi tidak terbentur aspal karena terlindung dengan tangan yang menyangga.
Sebenarnya persoalannya sangatlah sederhana. Kakak ipar bermaksud belanja sayur yang ada di depan perumahan tempat dia tinggal dengan menggunakan sepeda motor. Yang tidak sederhana adalah, anak-anaknya sudah melarang untuk menggunakan sepeda motor. Bahkan menantu laki-lakinya sudah mengingatkan jangan pakai sepeda motor, karena roda depannnya bermasalah. Tetapi kakak ipar tetap nekad melanggar nasehat. Dengan asumsi beli sayurnya kan dekat rumah ?
Memang terkadang tanpa sadar kitapun seringkali melakukan hal yang sama bukan ? Mendapat nasehat atau masukan tetapi masih ngeyel. Apalagi yang memberi nasehat umurnya jauh dibawah kita. Dan terkadang juga di dalam hati kita sudah bereaksi negative duluan. Ah, kalian kan masih bau kencur. Kita sudah lebih banyak makan asam garam. Sekalipun benar-benar tidak enak makan asam dan garam. Betul ?
Mungkin tidak berlebihan kalau penulis teringat akan sebuah catatan yang tertulis. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Sekalipun masalah perngeyelan masih saja terjadi sepanjang nafas masih di kandung badan.
Di tengah kehidupan yang penuh dengan berbagai tantangan dan godaan, sebetulnya kita diingatkan untuk saling menguatkan dan memberi nasihat satu sama lain setiap hari. Kalimat di atas seolah menekankan pentingnya komunitas dan hubungan yang mendalam di antara kita sebagai umat Sang Khalik. Dengan saling menasehati sekaligus menguatkan, kita dapat membantu satu sama yang lain agar tetap teguh dalam iman dan terhindar dari tipu daya dosa apalagi ngeyel karepe dewe.