Mohon tunggu...
Herman Hidayat
Herman Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Peminat Kajian-Kajian Filsafat dan Spiritualitas. Penikmat Musik Blues dan Jazz. Menyukai Yoga dan Tai Chi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al Hikam, Mengingatkan Diri

17 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 17 Mei 2018   08:00 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sehingga, hanya dengan ber-Istighfar, bahkan misalnya engkau tidak sempat memohonkan hasratmu secara khusus, Insya Allah, Allah akan mengabulkannya untukmu. Dan bukankah Allah, Dia Maha Tahu akan segala Isi Hati, yang tersamar sekali pun?

***

Dan, Do'a juga termasuk, atau bahkan sebenarnya yang terpenting, adalah men-Do'-kan orang-orang lain, khususnya orang-orang yang kita cintai. Karena Insya Allah, Do'a yang ikhlas untuk orang-orang yang kita cintai ini, tanpa diketahui oleh mereka, dan oleh karenanya Insya Allah Ikhlas, akan Mustajabah.

Dan Allah akan juga meng-Anugrah-i kita dengan apa-apa yang kita Do'a-kan itu. Insya Allah.

***

Ya Allah, Puji Syukur Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau selalu berkenan meng-Anugrahi hamba tekad, kesempatan dan kekuatan untuk menghaturkan Do'a-Do'a Permohonan kepada-Mu. Ya Allah, Puji Syukur Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau selalu berkenan Menerima dan Mengabulkan Do'a Permohonan hamba.  Ya Allah, Puji Syukur Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau selalu berkenan meng-Anugrahi hamba tekad, kesempatan dan kekuatan untuk menghaturkan rasa Syukur atas Anugrah-Anugrah Engkau kepada hamba.

Ya Allah, Kabulkan Do'a Permohonan hamba ini. Aamiinnn Ya Rab.

Hikmah #2 :Keinginan untuk Lepas dari Urusan Duniawi, padahal Allah membekalimu dengan Sarana Penghidupan, adalah Syahwat yang Samar. Sedangkan Keinginanmu untuk Mendapatkan Sarana Penghidupan, padahal Allah telah melepaskanmu dari Urusan Duniawi, adalah suatu Kemunduran dari Cita-Cita Luhur. 

Tapi, aku tidak tahu jenis kehidupan dan penghidupan seperti apa yang memungkinkan seseorang bisa tidak usah bekerja mencari uang, mencari nafkah, dan dapat menyerahkan keseluruhan waktu dan hidupnya untuk beribadah. Setidaknya, kebanyakan orang seperti aku, perlu menghabiskan waktu sedikitnya 10 jam sehari dan 5 hari seminggu di tempat kerja. Hanya toh ini semua tidak usah disesali juga; karena tempat kerja dan kerja itu sendiri pun masih juga dapat menjadi ladang amal, ladang ibadah.

Sekedar tersenyum terhadap teman kerja, menyingkarkan duri dari jalan ketika kita berangkat kerja, membantu meringankan teman kerja, yang sedang kesulitan atau tidak, mengajarkan sesuatu, menyebarkan cinta dan kegembiraan; semua itu, kata siapa bukan amal dan bukan ibadah? Adapun dengan uang yang kita peroleh dari kerja; kita dapat berbagi dengan fakir miskin, yatim piatu, janda-janda, orang-orang tua sepuh yang sudah renta tulangnya untuk mencari nafkah. Bahkan memberi nafkah untuk keluarga; itu pun terhitung ibadah di hadapan-Nya.

Sangat beragam dan banyak amal-ibadah yang dapat kita lakukan di tempat kerja dan sambil bekerja; meski tentu saja terbatas, dan sedikit banyak tidak memberi kesempatan untuk melakukan ibadah-ibadah khusus, yang memang memerlukan waktu dan perhatian khusus. Tapi, kalau Allah telah dan masih menempatkan kita pada situasi dan kondisi dengan keharusan untuk bekerja mencari nafkah; maka ini adalah tempat terbaik bagi kita saat ini. Inilah maqam kita saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun