Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Underwater", Premis Klise, Ketegangan Tiada Henti

16 Januari 2020   09:37 Diperbarui: 30 Januari 2020   19:21 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : IMP Awards

Ada film dengan cerita yang sangat biasa, tetapi menyenangkan untuk dinikmati dan Underwater adalah salah satunya. Tidak diragukan kalau film ini sci fi horor kelas B namun tidak banyak basa basi, yang ditawarkan hanya ketegangan. 

Premis film ini adalah sebuah perusahaan pengeboran raksasa Tian Industries yang mencari sumber energi jauh didasar laut dan membangun stasiun laut di perairan Parit Laut Mariana yang adalah parit laut terdalam di dunia dengan kedalaman 10 km dari permukaan laut.

Film berjalan tidak sampai 5 menit, kita sudah dihidangkan dengan adegan stasiun Kepler 820 tiba tiba diguncang gempa yang hebat  dan menghancurkan 70% stasiun, dan akhinrya hanya menyisakan Norah (Kristen Steward), Emily (Jessica Henwick), Kapten Lucien (Vincent Cassel), Paul (TJ.Miller), Liam (John Gallagher) dan teknisi junior Rodrigo (Mamoundo Athie).

Dengan kondisi stasiun bawah laut yang nyaris hancur total dan semua peralatan komunikasi yang ada rusak total, mereka harus pindah menuju stasiun Roebuck lalu menggunakan pod darurat untuk bisa kembali ke permukaan laut. 

Namun masalahnya, dengan kondisi stasiun yang hancur, mereka harus melalui itu dengan berjalan kaki lebih dari 1 km dengan oksigen yang tidak cukup plus mereka tidak tahu berapa pod yang tersisa atau sama sekali rusak semua. 

Berenam mereka mulai melakukan perjalanan dan korban mulai berjatuhan, dimulai dari baju yang rusak hingga tekanan air menghancurkan pemakainya menjadi kepingan daging hingga kemudian tim yang tersisa menemukan sebuah spesis predator seukuran lengan manusia, dan ternyata hanya merupakan bagian kecil dari monster ukuran raksasa yang belum diketahui spesisnya.

Dan perjalanan  kemudian makin menekan mental sebagian tim, karena tidak hanya mengejar waktu mencapai Stasiun Roebuck, namun kejaran beberapa makhluk predator laut jelas menguras energi dan oksigen. Dalam tahap ini korban, baik karena kejaran makhluk laut maupun karena pengorbanan tidak dapat dihindarkan.

Film berbudjet sekitar sekitar $65 juta dolar (sumber : The Numbers) ini benar benar sangat efisien, tidak heran kalau durasinya hanya 95 menit (termasuk end credit). Ketegangan bahkan dimulai sebelum film berjalan kurang dari 5 menit. 

Tensi yang dibangun berangkat dari situasi dalam film thriller/horor sci fi yang sudah umum, tetapi sutradara muda William Eubank sukses melakukan pengambilan gambar dengan memanfaatkan sudut kemiringan yang mengekspos sudut  sempit, atau koridor memanjang yang sedang kolaps, disini kinerja sinematografi Bojan Bazelli patut diapresiasi.

Film ini masih bisa jauh lebih baik bila naskahnya mau melakukan introduksi yang lebih dalam terhadap karakter yang ada termasuk karakter monster lautnya, namun yang terjadi adalah seperti menonton sebuah game layar raksasa dimana semua eksplorasi karakter tidak ada. 

Namun, Underwater cukup sukses menjadi paduan film bencana dan horor sci fi dengan ketegangan yang nyaris tiada henti dengan selingan karakter yang doyan iseng sebagai unsur receh. Skor : 3,5 / 5 (Rate : 15+)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun