Mohon tunggu...
Herlisa Sabrina Syahrial
Herlisa Sabrina Syahrial Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Publik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan dan Kesan: Pengalaman Belajar Kelas MKWK Agama Selama 6 Bulan

28 Juni 2025   01:04 Diperbarui: 28 Juni 2025   01:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MKWK atau Mata Kuliah Wajib Kurikulum merupakan bagian dari pembelajaran dasar di perguruan tinggi yang dirancang untuk membentuk karakter dan nilai-nilai kebangsaan mahasiswa. Salah satu mata kuliah dalam MKWK adalah Agama Islam, yang tidak hanya membahas aspek keimanan dan ibadah, tetapi juga membentuk sikap spiritual, sosial, dan etis mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.

Selama enam bulan mengikuti mata kuliah MKWK Agama Islam di universitas, saya mengalami banyak hal yang membuka cara pandang saya terhadap agama. Jika sebelumnya saya mengira pelajaran agama di tingkat universitas akan sama saja seperti di sekolah dulu, penuh hafalan, aturan kaku, dan kadang menegangkan, nyatanya kali ini berbeda. Saya menemukan bahwa belajar agama bisa terasa menenangkan, dan menyenangkan.

Kelas ini tidak hanya berisi pembelajaran dan teori keagamaan atau kewajiban-kewajiban dalam ibadah, tetapi juga memperkenalkan saya pada nilai-nilai Islam yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kami tidak sekadar diajarkan untuk mengetahui, tapi juga untuk memahami, merenungi, dan menerapkan. Dari sini saya mulai memahami bahwa agama bukan hanya soal aturan, tapi juga soal sikap dan cara hidup.

Salah satu pengalaman penting selama perkuliahan ini adalah ketika kami diberi tugas untuk melakukan penelitian kelompok. Dalam proyek tersebut, kami mengangkat tema mengenai kebersihan yang dikaitkan dengan implementasi Pancasila sila kedua, yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab." Penelitian ini bukan hanya sekadar memenuhi tugas, tapi juga menjadi momen kami belajar langsung dari masyarakat sekitar kampus. Kami melakukan wawancara, berdiskusi, dan menggali informasi yang ternyata sangat bermanfaat, baik untuk penyusunan laporan maupun untuk wawasan pribadi kami.

Dari kegiatan tersebut, saya merasa lebih terdorong untuk berani terlibat langsung dalam kehidupan sosial. Kami belajar bahwa nilai-nilai agama dan Pancasila bisa berjalan beriringan, terutama dalam hal kebersihan yang bukan hanya soal fisik, tetapi juga mencerminkan kepedulian dan penghormatan terhadap lingkungan dan sesama manusia. Ini bukan hanya pengalaman akademik, tapi juga pengalaman moral dan sosial yang sangat berharga.

Selama perkuliahan, kami juga diajak berdiskusi, menyampaikan pendapat, bahkan menyusun presentasi yang membuat kami lebih aktif dan terlibat. Hal ini membuat saya belajar untuk berpikir kritis dan terbuka. Saya juga jadi lebih berani menyuarakan pandangan saya mengenai persoalan-persoalan yang sering kali muncul dalam kehidupan beragama di masyarakat. Kelas terasa seperti ruang aman untuk berdialog dan tumbuh bersama, bukan hanya ruang mendengarkan dosen.

Salah satu materi yang paling membekas bagi saya adalah tentang pentingnya menjaga adab, akhlak, dan menyeimbangkan antara ilmu dan iman. Di tengah derasnya arus informasi digital yang seringkali membingungkan, saya belajar bahwa nilai-nilai Islam bisa menjadi pegangan yang kuat. Kami juga didorong untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang belum jelas asal-usulnya, apalagi dalam konteks agama. Ini sangat penting bagi saya secara pribadi, karena saya menyadari betapa mudahnya kita terjebak dalam fanatisme atau informasi yang salah bila tidak dibarengi dengan kebijaksanaan.

Tentu saja, pengalaman ini tidak lepas dari cara penyampaian yang menyenangkan. Dosen pengampu kami, Bapak Faiz Badridduja, S.Si., M.A., membawakan materi dengan cara yang sangat manusiawi. Beliau sabar, ramah, dan membuka ruang bagi mahasiswa untuk belajar tanpa tekanan. Tapi lebih dari itu, esensi dari kelas MKWK ini benar-benar terasa, bahwa agama tidak hanya untuk diketahui, tapi untuk dihayati.

Kesan saya selama mengikuti mata kuliah ini adalah rasa syukur dan tenang. Saya bersyukur karena diajak belajar agama dengan cara yang lembut dan mendalam. Saya merasa lebih tenang karena mulai memahami bahwa Islam bukan hanya soal ritual, tapi juga tentang hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan. Saya belajar bahwa menjalani kehidupan dengan nilai-nilai Islam bukan berarti harus sempurna, tapi terus berusaha menjadi lebih baik dengan keikhlasan.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menghadirkan pengalaman belajar seperti ini. Semoga ke depan, lebih banyak mahasiswa yang merasakan bahwa pelajaran agama bisa menjadi ruang bertumbuh yang menenangkan dan membentuk kepribadian yang lebih bijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun