Tradisi bertenun ulos merupakan salah tradisi yang sudah ada beberapa tahun yang lalu di suku Batak dan sudah menjadi turun temurun hingga pada saat ini.pada saat ini bertenun ulos sudah sangat jarang di temukan karena orang yang paham akan bertenun ulos Semakin tua  akibatnya ulos sudah semakin punah.
Kurangnya pemahaman menjadi akar dari permasalahan.generasi muda saat sudah kurang mengetahui tentang cara pembuatan ulos ini sangat rumit dan memiliki makna yang mendalam. Budaya populer dan tren modern juga menjadi pesaing berat bagi ulos. Generasi muda lebih tertarik pada gaya hidup dan budaya asing yang dianggap lebih keren dan kekinian. Mereka lebih memilih pakaian modern daripada ulos, yang dianggap kuno dan ketinggalan zaman.ulos ini sendiri bukan hanya sebuah kain tetapi memiliki makna yang saat berarti bagi suku Batak seperti menjadi identitas orang Batak,simbol adat dan juga memiliki nilai nilai luhur masyarakat batak.ulos juga bentuk kasih sayang dalam acara orang batak , ulos ini juga biasa dipakai pada acara pernikahan, acara berduka dan acara acara Batak lainnya.kuranganya pengetahuan generasi muda akan ulos menjadi masalah.banyak generasi muda yang tidak memahami makna dari motif ulos, sejarah dari ulos dan juga nilai nilai yang terkandung di dalamnya.mereka hanya melihat ulos sebagai kain bisa tanpa memahami warisan budaya yang tak ternilai harganya.Â
Pada zaman sekarang ini tradisi bertenun ulos ini sebagai sudah bisa di buat dengan mesin pembuat ulos dikarenakan generasi sekarang paham akan pembuatan ulos ini.Selain itu, masuknya kain-kain modern yang diproduksi secara massal dan dengan harga yang lebih terjangkau, semakin menekan keberadaan ulos. Kain-kain modern ini dianggap lebih praktis dan sesuai dengan gaya hidup masa kini. Akibatnya, permintaan akan ulos semakin menurun, dan tidak memiliki harga jual yang tinggi dan para penenun kesulitan untuk menjual hasil karya mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI