Mohon tunggu...
Herlambang Dwi Prasetyo
Herlambang Dwi Prasetyo Mohon Tunggu... Human Resources - Aktivis, Mahasiswa, dan Sociopreneur.

herlambangdpr.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibadah Seharusnya Menyatukan bukan Memecah Belah

8 November 2019   13:22 Diperbarui: 8 November 2019   13:43 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perbedaan dalam beribadah adalah hal yang lumrah di Negara majemuk seperti Indonesia ini dan asas kita Pancasila telah berhasil menyatukan seluruh suku yang ada di Indonesia dengan 1 (satu) ideologi yaitu pancasila, 

Di Indonesia sendiri terdapat beragam agama yang pastinya ibadahnya berbeda-beda bahkan dalam 1 (satu) agama pun terdapat juga perebedaan dalam cara melaksanakan ibadah, Bahkan menurut para peneliti Indonesia mengatakan bahwa Indonesia sangat kuat menampung keberagaman ini.


Seperti di Muhammadiyah dalam pelaksanaan ibadah memakai Himpunan Putusan Tarjih (HPT) yang dikeluarkan oleh Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan di Nahdatul Ulama pun memakai rujukan dari Bahtsul Masail. Dengan adanya perbedaan ini jangan sampai membuat kita menjudge di luar golongan ibadah yang kita pahami itu salah. 

Bahkan dari zaman imam madzhab pun banyak perbedaan akan tetapi diantara mereka saling hormat dan tidak saling mencela apalagi zaman sekarang ini banyak kelompok yang suka mengkafir-kafirkan kelompok lain dan tidak bisa menerima perbedaan yang ada di Indonesia. Bahkan perbedaan ini adalah salah satu ciri khas di Indonesia.


Ibadah shalat, sesungguhnya shalat mencegah keburukan dan kemungkaran, akan tetapi sholat malah menjadi pemicu konflik. Hanya karena perbedaan sedikit seperti qunut atau tidak qunut, mengeraskan bacaan bismillah atau tidak, harus celana cingkrang atau tidak, dan masih banyak lagi permasalahan yang malah membuat orang-orang bermusuhan dan tidak jarang hingga melakukan pertumpahan darah karena masalah ini. 

Padahal kita tahu bahwa, selama ada dalil yang memperbolehkan otomatis tidak masalah. Akan tetapi kurang kedewasaan dan pemaknaan membuat kita lupa akan hakikat sebuah ibadah.


Kemudian tujuan ibadah itu apa? Mari kita mengkaji maqosid dari ibadah. Ibadah itu adalah rahmat, di al-qur'an dikatakan bahwa islam itu adalah rahmattan lil alamin akan tetapi apakah sudah terasa rahmatnya atau orang-orangnya yang membuat islam menjadi tidak rahmat? Rahmat sendiri adalah cinta dan kasih sayang dalam bentuk nyata, sesuai dengan kebutuhan, dan akan terbentuklah kehidupan toyiban. Toyib : Baik di indra, di jiwa, di dengar, dan lain-lain.

Jika ibadah dikaji melalui fiqih semata memang rentan menimbulkan perbedaan kemudian memunculkan konflik kecil maupun besar, Coba islam dikaji melalui berbagai macam cabang ilmu, jangan hanya syariah bersifat hukum karena hukum itu hanya membahas benar dan salah. Bahkan pada awal islam masuk ke jawa, dikatakan bahwa belajar jadi manusia dulu baru belajar agama, yang artinya kemanusiaan adalah hal yang penting. Bahkan banyak yang beragama tapi tidak memiliki sifat manusiawi.


Pancasila adalah wadah, apakah NKRI selamanya akan terus menjadi bentuk negara seperti ini? Apakah NKRI akan kuat menampung keberagaman ini. Menurut saya akan kuat, selama masyarakat Indonesia tetap menjaga nilai-nilai pancasila. Di Al-qur'an negara disebut baldah bukan daulah, baldah adalah peradaban sedangkan daulah adalah pergantian kepemimpinan dan paham Indonesia adalah pancasila bukan khilafah yang digembor-gemborkan kelompok yang ingin memecah belah Indonesia.


Mari bersama-sama kita rakyat Indonesia menjaga persatuan Indonesia dan melawan segala bentuk perbuatan yang ingin memecah belah dan merugikan Negara Indonesia seperti terorisme, separatism, korupsi, kolusi, nepotisme, dan kejahatan-kejahatan lain yang tidak mencerminkan nilai-nilai yang ada di pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun