Mohon tunggu...
Heriyanto Nurcahyo
Heriyanto Nurcahyo Mohon Tunggu... Saya seorang Guru

Seorang guru yang terus belajar dan menemukan hal dan petualangan baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Berpikir dalam Mengambil Keputusan di Sekolah

27 September 2025   12:16 Diperbarui: 27 September 2025   12:16 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman Mengajar di Yulcheon High School Korea (dok, Pribadi)

Berpikir Cepat atau Lambat

Seni kepemimpinan Sekolah

Suatu pagi, seorang kolega guru datang menemuiku. Dengan wajah sedikit lesu, dia bercerita tentang guru lainnya. Bercerita tentang perangai, tabiat buruk dan seabrek hal negative darinya. Saya mendengar dengan seksama. Beberapa kata dan kalimat menghujat dan memancing emosi  darinya saya diamkan sejenak tanpa merespinnya. Dia menginginkan segera ada Tindakan nyata dari apa yang diperbuat sejawatnya. Saya hanya mengangguk dan memberi respon Sahaja tanpa memberi respon dan Tindakan tertentu untuk memuaskan rasa marah dan mangkelnya.

Dihari yang lain, datang seorang wakil kepala sekolah dengan membawa segebok proposal dan rencana kegiatan perbaikan fasilitas sekolah. Beberapa item perbaikan berhubungan langsung dengan aktivitas pembelajaran di sekolah. Perbaikan sarana dan prasarana serta penambahan sarana prasarana untuk mempercantik tampilan sekolah. Beberapa usulan program langsung saya setujui dan segera direalisasasikan hari itu juga. Beberapa diantaranya ditunda hingga pendanaan sekolah memadai.

Sebagai pemimpin sekolah, setiap hari, saya menghadapi berbagai tantangan dan situasi tertentu, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Dari mulai murid terlambat sampai pelayanan pembelajaran yang buruk.  Dalam menghadapinya, kita sering bergerak di antara dua mode berpikir: berpikir cepat (fast thinking) dan berpikir lambat (slow thinking). Dengan kata lain, dalam situasi semacam itu apa yang kita lakukan dan putuskan untuk menyikapi permasalah, tantanan dan kondisi tertentu tersebut. Persoalan yang muncul memungkinkan kita menentukan Langkah yang tepat dengan kedua mode berpikir tersebut. Dimana kemampuan seseorang  dalam memahami kapan harus menggunakan masing-masing mode adalah kunci kepemimpinan yang efektif.

Menurut Daniel Kahneman dalam bukunya yang berjudul Fast and Slow Thinking, Suasana hati yang baik, intuisi, kreativitas, dan sifat mudah percaya memiliki peran besar dalam berpikir dan hasilnya. Artinya, ketika Anda berada dalam suasana hati yang baik, Anda akan lebih mengandalkan intuisi dan lebih kreatif -- tetapi pada saat yang sama, Anda akan kurang waspada dan lebih rentan membuat kesalahan logika.

Lebih jauh, Kahneman mengatakan bahwa , terdapat hubungan antara positive affect (pengaruh positif/perasaan positif) dan kemudahan kognitif -- yaitu kemudahan dengan mana kita mempersepsikan informasi.

Dengan berpikir bahwa segala sesuatu yang membutuhkan lebih banyak usaha tidak layak mendapat perhatian kita, kita terjebak dalam perangkap, kehilangan peluang-peluang baik.

Berpikir Cepat (Fast Thinking): Insting dalam Situasi Mendesak

Berpikir cepat adalah proses otomatis, intuitif, dan hampir tidak memerlukan usaha. Ini seperti lampu cerdas yang menyala saat ada rangsangan di sekitarnya.

Lalu apa manfaat dari berpikir cepat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun