Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Pertemanan dalam Bingkai Toleransi

11 Agustus 2014   10:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:51 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemanan dalam bingkai Toleransi (dok:Pribadi)

Hidup di lingkungan yang mayoritas Muslim, tak lantas membuat saya yang beragama Nasrani merasa tersisih. Saya beruntung berada di lingkungan yang di dalamnya ada ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Adanya sikap saling menghargai dan saling menghormati di antara kami yang akhirnya menciptakan suasana yang rukun, tertib, dan damai

Perbedaan yang ada di antara kami tidak membuat kami terpecah belah. Justru hal inilah yang menjadi warna tersendiri dalam kehidupan kami. Kami bersatu padu melakukan berbagai kegiatan yang setidaknya bisa memberikan sumbangsih kecil bagi bangsa dan negara. Berikut ini saya paparkan beberapa kegiatan yang mencerminkan sikap hidup toleransi diantara kami yaitu:

1. Berdiskusi Tentang  Rancangan Kegiatan Pemuda Inspiratif Dalam Workshop Pemuda Toleransi Bekerjasama Dengan Kedutaan Amerika

[caption id="attachment_337575" align="aligncenter" width="538" caption="Berpose bersama peserta Workshop Pemuda Toleransi (dok:pribadi)"]

14077015861917940756
14077015861917940756
[/caption]

Kegiatan workshopini bertujuan untuk mewujudkan toleransi di Indonesia. Workshop ini diikuti oleh 26 pemuda yang terpilih dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik itu agama, suku, umur dan juga dari berbagai institusi pendidikan. Adapun tema wokshop ini adalah Sosial Media for Tolerance Amidst Diversity, Building Communities dan Countering Hate. Acara ini pun disponsori oleh American Corner Indonesia dan kedutaan besar Amerika Serikat. Peserta yang ikut kegiatan ini berasal dari berbagai suku dan agama . Peserta mengutarakan idenya masing-masing mengenai program kegiatan yang bisa menciptakan perdamaian di dalam masyarakat.

(Reportase kegiatan ini, saya tuliskan di  http://muda.kompasiana.com/2013/04/08/semarak-generasi-perubahan-dari-pemuda-sulawesi-selatan-549251.html)

2. Belajar Toleransi dari Kajian Persia bersama Kedutaan Iran

[caption id="attachment_337576" align="aligncenter" width="560" caption="Foto Pembicara dari Kedutaan Iran dalam acara Kajian Persia"]

1407701748427142079
1407701748427142079
[/caption]

Foto diatas menggambarkan suasana saat mengikuti seminar Internasional yang mengkaji budaya Persia/Iran dengan Aksara Jawi. Acara ini menghadirkan Duta Besar Iran untuk Indonesia, beberapa dosen dan praktisi yang ahli dalam mengkaji budaya Persia. Walaupun agaknya hanya saya sendiri yang beragama Nasrani yang datang di kegiatan ini dimana saat itu peserta yang hadir berjumlah hampir 200 orang. Banyak hal yang saya dapatkan dari kegiatan ini terutama berkaitan dengan kebudayaan Persia yang ternyata punya kontribusi penting dalam perwujudan toleransi terutama tentang konsep Safar dalam literatur Irfan. Selain dalam ajaran Islam, rupanya Safar pun dibahas oleh agama-agama lain termasuk Nasrani dan Hindu Budha.


(Saya menuliskan reportase kegiatan ini di  http://sosbud.kompasiana.com/2014/03/20/belajar-toleransi-dari-kebudayaan-persia-iran-642710.html)

3. Tergabung sebagai Relawan dan Berbagi Dengan Sesama Tanpa Memandang Perbedaaan

[caption id="attachment_337577" align="aligncenter" width="448" caption="Foto Relawan Pengajar dan Adik-adik di Komunitas Skholatanpabatas"]

14077022051784161351
14077022051784161351
[/caption]

Foto ini berkisah tentang kegiatan sosial kami ketika melakukan pengajaran kepada anak-anak yang kurang mampu di Makassar. Walaupun para relawan dan peserta didik mayoritas beragama Muslim, namun tidak menyurutkan tekadku untuk berbagi dengan sesama. Kami pun berinteraksi dan berbagi tanpa mempermasalahkan adanya perbedaaan keyakinan diantara kami.

(Kisah ini saya ceritakan juga di http://regional.kompasiana.com/2012/09/19/seberkas-cahaya-relawan-komunitas-skholah-tanpa-batas-makassar-494316.html)

4. Berbagi Ilmu Kepenulisan bersama teman-teman Muslim

[caption id="attachment_337578" align="aligncenter" width="490" caption="Foto Peserta Training kepenulisan"]

1407702401980906525
1407702401980906525
[/caption]

Foto ini diambil ketika mengikuti training kepenulisan dimana saat itu hanya saya yang beragama Nasrani. Walaupun berbeda keyakinan, tapi tak menimbulkan sekat-sekat pemisah diantara kami. Mereka juga tak pelit berbagi ilmu kepenulisan. Mereka saya anggap sebagai guru yang berperan besar mengajarkan saya bagaimana cara merangkai kata dengan baik sehingga menjadi sebuah tulisan.

5. Saling bahu membahudi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

[caption id="attachment_337579" align="aligncenter" width="560" caption="Berpose bersama Siswa-Siswi SD Saat Menjalankan Kegiatan KKN"]

1407702468287330036
1407702468287330036
[/caption]

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang diselenggarakan di kabupaten Kepulauan Selayar memberi banyak pelajaran kepada saya. Kami bertujuh menyatukan tekad untuk menjalankan amanah dari kampus dalam hal melakukan pengabdian ke masyarakat. Jauh dari kota Makassar, membuat kami bertindak kreatif dalam merancang program kerja di Desa ini. Formasi kami yang terdiri dari empat orang Muslim dan tiga orang Nasrani tak pernah memunculkan konflik . Nuansa toleransi sangat kental di desa ini. Kami menghadiri berbagai kegiatan kemasyarakatan termasuk menghadiri acara buka puasa bersama, bersih-bersih Mesjid, dan warga yang mengantar kami bertiga menuju ke gereja. Sungguh banyak keping-keping kenangan yang tak bisa terlupakan dari tempat ini.

Selain bentuk pertemanan diatas, penulis juga menghadiri beberapa kegiatan lintas agama seperti kegiatan bedah buku Islami yang diadakan Unit kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus, Mahasiswa Pecinta Mushalla Unhas dan Bank BNI Syariah. Saya pun pernah mendapat undangan untuk menghadiri Seminar Nasional Beastudi Etos yang didukung oleh Dompet Dhuafa Indonesia. Saya banyak menimba ilmu dari kegiatan-kegiatan ini

[caption id="attachment_337580" align="aligncenter" width="488" caption="Kumpulan Sertifikat Sebagai Peserta Dalam Berbagai Kegiatan Lintas Agama"]

1407702528505575436
1407702528505575436
[/caption]

Walaupun saya beragama Nasrani, saya juga mengoleksi beberapa buku bacaan bertema Islami seperti Risalah Cinta Untukmu karya Helvy Tiana Rosa, Melukis Pelangi Catatan Hati Oki Setiana Dewi, Sejuta Pelangi Pernik Cinta Oki Setiana Dewi, Novel Bumi Cinta dan Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, Novel Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi dan Buku Insan Muda Sukses Paripurna karya Al Mufied. Berbagai inspirasi dan pengetahuan ditebar penulis dalam bukunya.  Saya menemukan ada banyak nilai-nilai keindahan dari setiap buku yang bertema agama ini. Hal ini juga memberi kesejukan bagi setiap orang yang membacanya.

[caption id="attachment_337581" align="aligncenter" width="607" caption="Koleksi Buku Bertema Islami Di Perpustakaan Pribadiku"]

1407702600964824846
1407702600964824846
[/caption]

Kisah Sedih Mewujudkan Sikap Hidup Bertoleransi

Ada kisah sedih yang tercipta ketika melakukan berbagai kegiatan bersama teman-teman lintas agama. Ada beberapa orang yang tidak mendukung secara penuh terhadap keputusanku bergabung bersama teman-teman Muslim. Ada yang menganggap saya hanya cari nama, ada pula yang mengganggap saya punya misi tersembunyi. Yang paling membuat saya tercengang ketika ada yang mengatakan bahwa saya sudah terpengaruh dan telah berpindah keyakinan. Akhirnya, saya tegas meyakinkan kepada mereka bahwa saya adalah pribadi yang terbuka kepada semua orang, tidak segan-segan belajar dari semua kalangan dan menganggap semua orang adalah guru tanpa peduli latar belakangnya. Saya katakan pula pada mereka bahwa teman-teman saya itu adalah pribadi yang menyenangkan, tak fanatik dan tak segan-segan membagikan ilmu dan inspirasi hidup.

Hidup Rukun itu Menyenangkan

Hidup damai dengan segala sesuatu perbedaan merupakan dambaan masyarakat Indonesia. Diperlukan sikap dari seluruh warga untuk membangun kebersamaan dengan menghargai perbedaan.  Ada berbagai hal yang bisa dilakukan demi mewujudkan negara yang aman, damai dan tentram

Banyak keuntungan yang saya dapatkan ketika menerapkan sikap hidup toleransi . Saya bisa mendapat berbagai pelajaran hidup, menjalin hidup rukun dengan banyak kalangan. Sikap toleransi bisa menciptakan kedamaian, ketenangan hidup, sikap saling menghargai dan menghormati dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Oleh karena itu, mari  kita wujudkan sikap toleransi dalam kehidupan kita. Salam Perdamaian dari Kota Makassar

1408711847662596270
1408711847662596270

Artikel ini diikutkan dalam Kompetisi Blog Ahmad Wahib Award 2014

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun