Akibat postingan Blog saya yang berjudul Efek Domino Kasus Freeport dari Sudut Perantau di Mimika, Papua yang mendapat respon yang cukup hangat di masyarakat. Pembacanya sudah menembus angka 5450 orang (Silahkan baca tulisannya di SINI). Ada yang mengutarakan apresiasinya kepada saya baik melalui media sosial maupun lewat social massaging. Tulisan ini pada akhirnya membuat saya mendapat teman-teman baru baik itu dari kalangan Freeport  maupun dari masyarakat Papua.  Sebut saya  tim Corcom Freeport (Mas Karel Luntungan, Iwan Kurniawan, Meliana Mitapo, Pak Hendrikus Purnomo), ada juga Mbak Luluk Intarti, Mas Darwin Yulianto Sawaki, Ibu Estherice Hogamina,Mas Spencer Paoh, Pak Stefanus Branco Kalesaran, Pak Hendri Wakum, Mr. Stewart Maclennan, Pak Darius Sabon, Pak Ramdani Sirait, Pak Pdt. Paul Maniagasi, Pak Lubis Rusdian, Ibu Sari Esayanti, Kak Hovi Swastika, Mas Diondy Lananda,  Kak Ferry Sitohang, dan masih banyak lagi yang tak bisa disebutkan satu per satu.  Kebanyakan pertemanannya di dunia maya baik itu di facebook dan Twitter  tapi ada juga beberapa  yang sudah bertemu langsung.  Sebagai orang yang belum cukup setahun di Mimika, ada rasa senang mendapat teman-teman baru. Hal ini membuat saya betah berada di daerah yang memiliki semboyan Eme Neme Yauware. Harapannya semoga pertemanannya awet tidak hanya pada saat polemik ini saja.Â
4.Menyadarkan Orang Angkuh Menjadi Humanis
Ada perubahan sikap dari  segelintir kerabatku saat mulai kerja dibawah Freeport Indonesia. Mereka menujukkan sikap yang keliatan angkuh dan sombong. Mungkin karena  mereka udah punya gaji yang lumayan besar, bisa beli ini itu, yang pada akhirnya dibutakan oleh uang. Kata orang bijak Toraja mengatakan bahwa “tae’na bela lesse2 sia saile-saile ki. Untiro lindo ta saja tae’ na morai apalagi ke lanakambaroan ki (artinya tak pernah sapa-sapa kita selama ini. Melihat wajah kita saja mana mau apalagi mau menegur).Nah, sejak polemik ini bergulir, ternyata ada hikmahnya. Semenjak ada isu Furlough (dirumahkan) dan PHK, mereka mulai menunjukkan perubahan sikap, lebih humanis dan ramah. Ada satu teman saya bersaksi bahwa dari kejadian ini membuat mata mereka terbuka bahwa mereka bisa membedakan mana teman atau keluarga yang ada saat senang-senang saja, mana keluarga atau teman yang benar-benar sejati senantiasa masih membuka hati menerimanya sekalipun pernah disakitin.
Penutup
Dibalik suatu  kejadian tak hanya menyimpan dampak yang negatif, tapi jika kita coba resapi dan renungi, pasti ada saja cerita-cerita  inspiratif yang menggugah perasaan. Saya yakini ada rencana Tuhan dibalik semuanya ini. Dan harapannya semoga efek domino dari kejadian ini bisa pulih kembali mulai dari kejelasan nasib karyawan, roda perekonomian di Mimika normal kembali, pemerintah bisa mengkalkulasi anggaran yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia, LPMAK bisa melakukan kinerja dengan normal dan lain-lain.
Seperti judul lagu rohani bahwa akan ada pelangi sehabis hujan, sehabis kisruh ini, pasti akan tersimpan suatu kenangan indah dan sejarah bagi masyarakat Papua utamanya di Kabupaten Mimika. Salam perdamaian. #Papuabicara
Penulis:
Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino

1. Anak Muda Tak Perlu Gengsi Membangun Karir di Papua