Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BATITONG, Roh Gaib dari Tana Toraja

29 Januari 2013   13:48 Diperbarui: 17 Juli 2017   14:23 8156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Hantu (dok:unik-aneh-seru.blogspot.com)"]

Pernah mendengar kalimat Torroko Torroko Nakande Ko Batitong yang artinya jika kau melambat melangkah maka kamu akan dimakan setan . Bagi rakyat Sulawesi Selatan pasti sudah lazim mendengar kalimat ini apalagi di daerah Tana Toraja. Entah karena saya juga berasal dari Toraja ,terkadang dicandai dan disapa oleh teman dengan kata Batitong. Namun mereka sebenarnya belum mengerti arti kata Batitong itu sendiri.

Menurut tetua adat Toraja ,Batitong adalah salah satu roh jahat yang berasal dari perempuan mati saat bersalin yang kemudian memperalat manusia untuk mencapai kehendaknya.Batitong juga bisa merasuki manusia dimana pada dahi,kepala atau tangannya ada semacam “lampu”.Batitong biasanya beraksi pada siang dan malam hari .Ia punya ciri-ciri gigi kuning,matanya selalu berair,rambut kusut,bibir yang tak bisa menjadi merah karena pengaruh sirih, tidak makan nasi hitam.Batitong hidup di tempat-tempat berair misalnya di selokan,sungai,sawah,rawa-rawa.Bentuknya bisa berupa hewan seperti anjing,babi ,kuda.

Batitong menganggu dan mencelakan orang,khususya perempuan bersalin.Ia pun suka memangsa hewan seperti kerbau.Jika ditemukan kerbau yang mati tiba tiba dan ditandai dengan adanya air liur yang menetes dari mulut hewan itu berarti hewan itu baru saja dimangsa oleh batitong.

Adapun cara mengusir Batitong adalah dengan memukulnya dengan kayu jarak atau dalam bahasa torajanya disebut kayu Pallan maka ia akan mati .Ada pula yang menggelar tikar di perbatasan kampung dan diatasnya manikata (sejenis perhiasan Toraja).Apabila hal tersebut berhasil maka diadakan persembahan yang disebut Ma’manuk Tallu.Selain itu cara lain untuk mengusirnya yaitu dengan mendirikan sebuah bambu pada pintu masuk kampung dimana tabung bambu tersebut diisi daun passakke dan daun kambuni’ atau karrang bulu ( sejenis tumbuhan di Toraja )

Inilah deskripsi mengenai Batitong.Sebagai makhluk yang beragama kita tentunya harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena DIALAH pencipta segala makhluk . Yakin dan percaya bahwa Tuhan akan tetap menaungi umat-Nya dari segala marabahaya.

Referensi buku Roh-roh dan kuasa-kuasa Gaib Toraja terbitan Insitut Theologia Gereja Toraja.

Salam Perubahan, Pemuda Tana Toraja, Heriyanto Rantelino Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar
Facebook:   Heriyanto Rantelino
Twitter: @Ryan_Nebula

Line:ryanlino

 

Artikel Yang Terkait dengan Toraja dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Silahkan Klik)

Po’pok , Hantu Toraja Seri 2

Silakku’, Hantu Anak dari Tana Toraja (Seri 3)

Mengintip Kemeriahan Festival Budaya Internasional di Tana Toraja

Tips Jalan-Jalan ke Tana Toraja ala Pemuda Toraja

Mistisnya Tana Toraja Episode Jimat di Bumi Lakipadada

Tanda dari Hewan Sebagai Pembawa Pesan Alam dalam Kepercayaan Masyarakat Toraja

Londe, Pantun Tradisional dari Tana Toraja

Karume, Teka-teki dari Tana Toraja

Inilah Wanita yang Tepat Memegang Gelar Rambut Terpanjang di Dunia (Asal Toraja)

15 Benda Keramat dari Tana Toraja

Lima Benda Penolak Santet dari Warisan Leluhur Toraja

Eksotika Pasar Bolu, Pasar Sejuta Pesona di Tana Toraja (Pasar Kerbau Terbesar di Dunia)


 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun