Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rhoma Irama, Selamat Datang Calon Presiden 2014

2 November 2012   09:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maaf, judul di atas tentu bukanlah ucapan selamat yang sesungguhnya. Ucapan selamat  yang bernada satire memang, mengingat semakin tidak nyambungnya antara kebutuhan dan wacana yang ditawarkan sebagian petinggi partai dan orang-orang yang tidak jelas eksistensinya terhadapa pergantian kepemimpinan RI tahun 2014 yang akan datang.

Sungguh, sangat sulit dimengerti adanya wacana pencalonan pemimpin negeri ini yang tengah hangat di berbagai media. Apa yang mendorong sebagian penggemar Raja Dangdut dan para politisi PKB dan PPP sampai berpikir dan akan memanfaatkan popularitas seorang Rhoma Irama untuk mendongkrak suara sehingga mendapatkan pilihan rakyat hingga menjadi presiden RI di tahun 2014 mendatang? Apa yang mendasari mereka menjagokan sang super star selain pertimbangan popularitas belaka?

Saya yakin, tak hanya penulis yang mempunyai pertanyaan semacam itu. Atau mungkin bukan lagi pertanyaan tapi kegelian yang luar biasa yang bahkan lebih menggelikan dari pertunjukan Sule di OVJ. Bayangkan, jika seorang Rhoma Irama menjadi presiden. Pengalaman apa yang bisa diharapkan dari seorang Rhoma untuk mengatur negeri ini yang pada saat ini justru diperlukan presiden yang punya karakter? Kita butuh pemimpin yang berkarakter tegas, punya visi jauh ke depan, punya sifat kenegarawanan yang mumpuni, komitmen dengan NKRI, tidak rasis, memahami kebhinekaan, jujur, adil, bersih dan lain sebagainya. Seberapa besar hal-hal seperti itu ada dalam diri Rhoma Irama?

Ini adalah wacana tentang Presiden. Sebuah jabatan yang tidak main-main yang amat menentukan terhadap nasib negara dan bangsa. Ini bukan sebuah pemilihan ketua RT atau ketua Karang Taruna yang tak memiliki pengaruh seluas dan sebanyak nasib rakyat Indonesia. Sungguh, ajaib negeri ini jika jabatan hanya dihargai dengan popularitas seorang artis, tanpa kapabilitas seorang pemimpin bangsa.

Para pemimpin negeri ini semakin dihinggapi penyakit pragmatisme berpikir, sehingga yang penting adalah bisa terpilih bagaimanapun caranya. Urusan kapabilitas dan kemampuan urusan belakangan. Yang penting bisa mendongkrak suara, dan banyak sudut pandang-sudut pandang yang penting... yang penting.. jadi dulu.

Memang, pada dasarnya semua warga berhak dan dibolehkan menjadi seorang presiden meskipun seseorang berlatar belakang pendidikan atau profesi yang tak memadai atau tidak berhubungan sama sekali dengan urusan jabatan presiden. Intinya semua warga negara berhak. Tapi apa iya ini bisa diartikan kita bisa mendorong orang sembarangan untuk menduduki jabatan orang nomor satu di negeri ini?

Sungguh wacana yang sangat absurd, memperlihatkan bagaimana para politisi tidak punya kepedulian akan nasib negeri ini kecuali nasib mereka dan golongan mereka sendiri yang sangat berambisi terhadap jabatan dan kegelimangan materi dan prestise yang menyertainya.

Jika sampai seorang Rhoma Irama menjadi presiden RI, maka saya saya ucapkan 'SELAMAT, SEBENTAR LAGI KITA AKAN TERJUN BEBAS KE JURANG KEHANCURAN'.

Sabda Nabi :
"Aabila jabatan diserahkan pada orang-orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya"

#Jakarta, 2 November 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun