Dari beberapa survey membuktikan, tiap 100 pensiunan di Indonesia, ada 73% pensiunan yang mengalami masalah keuangan. Sementara 19% pensiunan "terpaksa" tetap bekerja lagi dan hanya 9% pensiunan yang benar-benar sejahtera dan mampu menikmati masa pensiun.
Itu berarti, sebagian besar orang yang memiliki dana pensiun (pensiunan) kondisinya memprihatinkan. Apalagi yang tidak memiliki dana pensiun tentu lebih memprihatinkan lagi.
Di saat sudah mulai berkurang daya ingatnya, mulai loyo fisiknya, lansia masih harus bekerja mencari biaya hidup. Mencari pendapatan untuk menyambung hidup.
Ini harus kita cegah agar kita tidak mengalami hal tersebut sehingga kita bisa  menikmati masa pensiun.
Jika kita bisa menyiapkan dana pensiun yang sesuai dengan kebutuhan masa pensiun, kita bisa terselamatkan dari kondisi tersebut.
Namun ternyata sebagian besar kita tidak mampu mewujudkannya. Baik karena waktu terbatas (kesadaran menyiapkan dana pensiun sudah terlambat) dan yang paling parah karena penghasilan kita kecil sehingga porsi dana pensiun juga kecil.
Berarti perlu memperbesar penghasilan kita agar porsi dana pensiun kita juga besar (dengan asumsi sudah memiliki kesadaran menyiapkan dana pensiun).
Jika memiliki penghasilan besar dan punya kesadaran menyiapkan dana pensiun tentu akan hidup sederhana dan menyisihkan porsi yang besar untuk dana pensiun. Baik melalui lembaga dana pensiun atau investasi aset fisik dan bisnis.
Bagaimana meningkatkan penghasilan (gaji) kita ? Ternyata hal yang tidak mudah bagi karyawan atau pegawai.
Waktu dan tenaga sudah diperas habis untuk bekerja. Segala pengetahuan dan keahlian sudah dicurahkan. Mau mencari pendapatan dari profesi sampingan menjadi hal yang tidak mudah.
Bagaimana cara menyiapkan dana pensiun dengan keterbatasan ini ?
Bersambung..
Bersambung