Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajarlah dari India yang Lengah di "Second Wave of Pandemic"

27 April 2021   01:56 Diperbarui: 27 April 2021   12:50 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pasien covid-19 yang harus berbaring bersama di atas sebuah ranjang (Source. Reuters.com)

Para dokter serta perawat di rumah sakit tidak dapat melakukan perawatan (treatment) tanpa adanya supply oksigen yang lancar, dan mereka memerlukan oksigen cair yang bertekanan tinggi  untuk kelancaran sebuah ventilator dan mesin bi-pap (sebuah mesin yang membantu pasien untuk bernapas dengan mengalirkan atau menekan udara masuk ke dalam paru-paru).

Menurut mereka bahwa kebutuhan tabung oksigen saat in sangatlah penting untuk menstabilkan keadaan para pasien dan memberikan pertolongan pertama kepada pasien yang sangat susah untuk bernapas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan India sekarang ini berada di gelombang kedua dengan angka yang sangat fantastis dan mencetak rekor yang baru dalam kasus virus corona, seperti: masih saja melakukan berbagai acara (social gathering) dalam jumlah yang besar tanpa mematuhi protokol kesehatan dan pemerintah setempat memberikan izin dalam menggelar sebuah acara (upacara) besar keagamaan serta adanya masa kampanye oleh para tokoh politik di tengah wabah virus ini yang selalu mengundang banyak orang (simpatisan).

Walaupun India boleh dikatakan sudah berhasil dalam menurunkan angka kasus positif virus corona pada gelombang pertama (first wave) sebelumnya dan sudah memberikan vaksin kepada 100 juta warganya, tetapi ini malah memicu kasus baru lagi di gelombang kedua yang mana sudah sangat parah sekali dan berhasil menembus angka di atas 100.ooo kasus dalam beberapa hari saja.

Mereka tidak sadar dan terlena akan penyebaran virus corona yang begitu cepat, dan mereka juga sudah berasumsi bahwa mereka telah berhasil dalam menangani virus corona ini berdasarkan penurunan kasus di gelombang pertama sebelumnya dan pelaksanaan program vaksin yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu, masyarakat yang ada di India sudah tidak peduli lagi dengan segala aturan protokol kesehatan dan selalu mengadakan berbagai acara dalam bentuk keramaian, entah itu acara bersifat pribadi, keluarga, group dan keagamaan.

Sebagai akibatnya, negara India dihantam kembali oleh gelombang kedua (second wave) dari virus corona ini, para petugas medis sangat kewalahan dalam menangani sejumlah pasien yang positif corona, dan di tambah lagi pasokan tabung oksigen sudah habis dan menjadi barang yang langka dan berharga di India sekarang.

Boleh dikatakan bahwa tabung oksigen sekarang lebih berharga daripada emas 24 karat sekarung atau 10 mobil Lamborghini atau BMW, karena menyangkut sebuah nyawa yang kesulitan bernapas akibat virus corona yang menyerang sistem pernapasan manusia.

Akankah situasi di India saat ini bisa saja terjadi di Indonesia?

Saat ini, Indonesia telah menjalakan program vaksin kepada setiap warga negara yang mana mendahulukan para pekerja tenaga kesehatan (nakes) dan selanjutnya para pekerja yang bekerja di sektor publik umum (yang melayani masyarakat) dan para lansia.

Jumlah yang sudah terinfeksi oleh virus corona di Indonesia secara keseluruhan adalah 1.640.000 juta jiwa dan telah meninggal sekitar 44.500 jiwa, dan sudah mendapatkan vaksin sekitar 6.669.327 - vaksin tahap kedua, sekitar 2.5% dari 271.349.889 dari keseluruhan penduduk Indonesia tahun 2021 (menurut data JHU CSSE covid-19 Data, 25/04/2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun