TRANSMISI RANTAI EMAS KEILMUAN RASULULLAH SAW.
Sebuah Refleksi Dalam Menyambut Tahun Baru Islam 1447. H.
________________________
Dalam keilmuan para pemikir Islam, terdapat sebuah prinsip penting "Ilmu tidak boleh diambil begitu saja, tetapi harus dirujuk dari sumber yang sahih dan bersambung hingga ke akarnya." Oleh karena itu, memahami tahapan transmisi ilmu mulai dari generasi setelah sahabat dan cucunya Baginda Nabi (seperti Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain), lalu ke Sayyidina Ali bin Abi Thalib, hingga ke Baginda Rasulullah SAW adalah sebuah penghormatan terhadap kesucian ilmu sekaligus upaya menghindari penyimpangan.
Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain, Pintu Gerbang Ilmu Ahlul Bayt.
Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain (cucu Rasulullah SAW) adalah mata rantai pertama yang menghubungkan umat dengan khazanah ilmu Nabi. Mereka mewarisi:
- Ilmu Dzahir: Hadis, fikih, dan tafsir yang diajarkan ayah mereka, Ali bin Abi Thalib.
- Ilmu Batin: Akhlak, hikmah, dan adab spiritual yang ditanamkan Rasulullah SAW.
Mereka adalah simbol kesinambungan antara kenabian dan generasi setelahnya. Belajar dari mereka berarti memastikan bahwa ilmu yang kita terima tidak tercerabut dari akar spiritualnya.
Makna keilmuan di balik Sayyidina Hasan dan Husen Adalah :