Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaum Muda Harus Kritis dan Bebas dari Bibit Radikal

20 September 2019   08:27 Diperbarui: 20 September 2019   08:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerdas Lawan Radikalisme - jalandamai.org

Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus menjaga semangat muda kita agar tetap berjalan pada relnya. Sebagai generasi penerus, kita harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang benar. Hal ini penting agar kita tidak mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. 

Karena di era kemajuan teknologi ini, informasi berkembang begitu pesat. Dan budaya mengakses informasi juga telah berbeda. Terkadang kita tidak melakukan cek ricek, dan langsung percaya terhadap informasi yang kita baca. Padahal, infomasi tersebut bisa jadi hoaks dan sengaja dimunculkan untuk membuat kegaduhan.

Era teknologi tidak hanya dimanfaatkan bagi kelompok yang ingin mengupgrade dirinya dengan ilmu pengetahuan, tapi ada juga yang secara sengaja menggunakan teknologi untuk menebar ketakutan. Salah satunya melalui penyebaran kebencian, hoaks, dan propaganda radikalisme. 

Karena pengaruh negative itulah, tak jarang membuat anak muda yang awalnya kritis dan logis, menjadi tumpul dan tidak logis sama sekali. Sudut pandangnya selalu dihadapkan pada salah dan benar, dosa dan pahala, surga dan neraka, kafir dan tidak kafir dan lain sebagainya.

Akibatnya, tidak ada diskusi yang sehat. Tidak ada interaksi yang sejajar. Karena perbedaan tidak dipandang sebagai sebuah anugerah, melainkan hanya dipandang dari sisi persoalan. Berbeda dianggap salah. Padahal, negeri ini dipenuhi dengan berbagai keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa. Tuhan menciptakan bumi dan seisinya, termasuk manusianya, saling berbeda satu dengan yang lain. 

Lalu, apa salahnya dengan perbedaan? Sepanjang perbedaan itu tidak saling mengganggu dan tetap menjaga toleransi, semestinya keragaman itu bisa saling berdampingan.

Generasi penerus harus menjadi generasi pemersatu, bukan generasi pemecah belah. Indonesia sudah punya pengalaman panjang terkait politik pecah belah ini. Di era kemerdekaan, penjajah telah mampu memecah belah masyarakat Indonesia agar bisa menjajah ratusan tahun. 

Dan terbukti ketika semua sepakat mengedepankan persatuan dan kesatuan, penjajah berhasil diusir dari negeri ini dan kemerdekaan bisa kita rasakan hingga saat ini. 

Jika kita sepakat menjaga persatuan itu penting, kenapa masih ada provokasi dan ujaran kebencian? Karena itulah, anak muda harus bisa menjadi pemersatu dan tidak ikut menyebarkan kebencian, hoaks dan provokasi. Anak muda harus menyebarkan kesejukan.

Mulai hari ini, tidak boleh lagi antar sesama saling membenci, saling mencari kesalahan, bahkan saling melakukan persekusi. Mari kita saling berdampingan dan saling menjaga. 

Mari kita saling bertegur sapa, bukan saling menutupi. Indonesia akan jauh lebih indah, jika keragaman itu tetap terjaga. Ibarat taman bunga, jika dipenuhi bunga yang warna-warni, taman tersebut tentu terlihat indah dipandang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun