Seri Podcast 22 Juni 2025: Ketika CV Dinilai oleh Bot, Bukan HR
Kamu sudah isi form panjang, unggah CV dan portofolio, lalu klik submit. Tapi sebelum manusia sempat membaca, aplikasi itu sudah dinilai, disaring, bahkan dibuang... oleh algoritma. Apakah kita masih punya peluang jika yang menilai adalah mesin?
Suara dari Dalam Folder "Rejected"
Saya bahas ini di podcast saya, episode "CV-ku Dibaca Bot, Bukan Orang". Banyak yang curhat. Katanya, mereka merasa jadi angka. Jadi baris data. Bahkan jadi "produk gagal" karena terus ditolak.
Padahal, siapa sih yang bisa dinilai dari file PDF satu halaman?
Kita hidup, bernapas, punya cerita. Tapi semuanya dipadatkan ke keyword. Apakah dunia kerja masih waras?
Aku pernah apply ke 38 perusahaan dalam sebulan. Rapi, Teliti , Spesifik. Tapi hanya dua yang membalas---satu penolakan otomatis, satunya tawaran magang tidak dibayar. Sisanya? Hening.
Belakangan aku tahu, banyak perusahaan kini menggunakan ATS (Applicant Tracking System)---sebuah program yang membaca CV-mu, menyaring keyword, dan menentukan siapa yang lolos ke tahap "dibaca manusia".
Jadi mungkin bukan kamu yang ditolak. Tapi kata-kata di CV-mu tak sesuai algoritma.
Ironisnya, sebelum bisa gagal di mata manusia, kita sudah kalah di hadapan mesin.
CV Sekarang Ditulis Bukan untuk HR, Tapi untuk Bot
Dunia kerja berubah. HR tak lagi sempat membuka semua CV. Mereka butuh efisiensi. Maka muncullah software penyaring, yang menilai bukan isi cerita hidupmu, tapi seberapa sering kamu menyebut kata "leadership" atau "canva".
Ini bukan lagi soal siapa kamu, tapi seberapa terbaca kamu oleh sistem.
Dan itu mengubah segalanya.
Ketika Emosi dan Cerita Diabaikan
Kita dibesarkan untuk percaya bahwa kejujuran dan keunikan akan dihargai. Tapi sekarang, CV penuh karakter sering kali kalah dari template yang sesuai keyword.
Kamu bisa punya pengalaman luar biasa, tapi tak pakai kata "project management" --- gugur.