Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menikah vs Single: Dampak pada Literasi Finansial dan Perencanaan Masa Depan

19 Juni 2025   17:00 Diperbarui: 19 Juni 2025   00:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikah itu mudah yang sulit adalah budaya kita ( Foto Dok  pwmjateng.com)

Banyak orang baru serius mengatur keuangan saat menikah: mulai dari bikin anggaran bulanan bareng pasangan, diskusi asuransi jiwa, sampai mikir investasi jangka panjang. 

Tapi apakah benar pernikahan otomatis bikin kita lebih bijak secara finansial?


Single Lebih Bebas, Tapi Sering Impulsif: Literasi Finansial Masih Sekadar Wacana

Sebelum menikah, banyak individu cenderung mengelola keuangannya secara spontan dan tidak terstruktur; pengeluaran sering kali berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan, dan tabungan dianggap bonus jika masih tersisa di akhir bulan. 

Meski punya kebebasan penuh untuk mengatur uang sendiri, literasi finansial pada masa lajang sering tidak berkembang maksimal karena tidak ada tekanan atau urgensi jangka panjang. 

Bagi sebagian orang, baru saat memutuskan menikah mereka menyadari pentingnya anggaran, dana darurat, dan skema proteksi seperti BPJS atau asuransi swasta.

Menikah Memaksa Dewasa Finansial: Antara Kompromi dan Komitmen

Saat dua orang memutuskan hidup bersama, perencanaan keuangan tak lagi bisa dikelola sepihak karena kini menyangkut dua kepala, dua pendapatan (jika bekerja), dan sederet rencana masa depan bersama yang butuh kepastian anggaran. 

Diskusi tentang siapa yang bayar apa, bagaimana membagi beban cicilan rumah atau kendaraan, hingga bagaimana menyiapkan dana pendidikan anak jadi agenda rutin yang tak bisa dihindari. 

Dalam banyak kasus, pasangan justru belajar lebih cepat dan lebih dalam tentang investasi, proteksi aset, serta membentuk kebiasaan mencatat pengeluaran secara konsisten demi menghindari konflik jangka panjang.

Bukan Soal Status, tapi Soal Tanggung Jawab dan Tujuan Finansial

Menikah bukan satu-satunya jalan menuju kedewasaan finansial, namun banyak orang menjadikan pernikahan sebagai titik balik untuk memperbaiki pola pengelolaan uang. 

Sebaliknya, ada pula yang tetap impulsif meski sudah berkeluarga, sehingga status tidak selalu menjamin tingkat literasi yang lebih baik. 

Pada akhirnya, baik single maupun menikah, kedewasaan finansial sangat bergantung pada seberapa jauh seseorang mampu membangun visi hidup jangka panjang, mengelola risiko, dan membuat keputusan ekonomi yang rasional dalam kondisi penuh tekanan dan perubahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun