Mohon tunggu...
HERBI RENALDI
HERBI RENALDI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peradaban Itu Ada di Pundakmu Wahai Pemuda!

12 Mei 2017   18:54 Diperbarui: 12 Mei 2017   19:23 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERADABAN ITU ADA DI PUNDAKMU, WAHAI PEMUDA!!!

Pemuda dalam rentang zaman, tempat, dan sirkulasi sejarah Islam sampai periode kita sekarang ini adalah kunci kebangkitan dan juga tonggak ummat Islam, pembawa dasar-dasar Islam dan panji-panjinya, dan pemimpin jalan Islam menuju kemenangan dan kejayaan. Sesungguhnya Islam tidak akan terangkat kejayaannya dalam sejarah kemanusiaan, tidak akan tersebar luas kekuasaannya di bumi, dan tidak akan sampai dakwahnya ke seantero alam kecuali dengan kontribusi kelompok beriman ini yang dibimbing dibawah arahan Nabi Muhammad saw. Maka pemuda mengingatkan kita dengan zaman dimana terdapat kekuatan, kebugaran dan kegigihan, level dimana manusai berinovasi dan berkarya menuju target kejayaan Islam.

Pemuda membawa kita ke dalam renungan ayat-ayat Al Quran yang mengisahkan pemuda yang beriman dan diberikan jalan kebeneran (kisah pemuda Ashabul Kahfi), pemuda yang menghancurkan berhala-berhala dengan tangannya (kisah Nabi Ibrahim as), pemuda yang diberkahi cahaya ilahi sehingga terhindar dari perbuatan keji (kisah Nabi Yusuf as), dan pemuda yang diumurnya yang baru menginjak 18 tahun, dipilih oleh Nabi Muhammad sebagai pemimpin perang. Mereka inilah tonggak kokoh pondasi peradaban yang agung, peradaban Islam yang menyinari dunia dari timur ke barat, peradaban yang menyinari kelamnya Eropa dimasa itu. 

Pemuda tonggak berdirinya peradaban adalah mereka yang mengerahkan semua kekuatannya, berkorban dengan umurnya, dan memusatkan konsentrasinya untuk kebangkitan Islam. Oleh karena itu, banyak yang akan bertanya, mengapa selalu pemuda yang diperbincangkan? Apakah kaum tua itu dikesampingkan? Maka jawaban yang mungkin menjelaskannya adalah pemuda memliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki kaum tua. Aspek-aspek ini yang menjadi vital dalam membangun peradaban Islam; Pertama, pemuda adalah periode dimana kekuatan berada pada kondisi maksimum, ini dijelaskan Allah dalam Quran (Al Rum: 54). Kedua, pemuda adalah penerus masa depan dan pada merekalah risalah pendidikan dan tarbiyah Islam terpusat. Ketiga, pemuda adalah periode dimana proses transformasi fikiran, ideologi, dan amalan dapat berubah dengan cepat, jika pemuda diarahkan kepada jalan yang benar, dengan izin Allah tidaklah mungkin mereka menjadi revolusioner di zamannya.

Bahasan mengenai peradaban Islam yang telah dibangun sejak zaman kenabian, memunculkan pertanyaan yang paling mendasar bagi seorang pencari hakikat ilmu, apakah aspek-aspek dasar yang membuat Islam begitu gemilang pada saat itu? Kalaupun aspek atau kriteria tersebut diketahui, sanggupkah kita mengimplementasikannya? Apakah dibutuhkan pendekatan baru yang lebih revolusioner sesuai dengan zaman kita? Apakah peradaban para pendahulu kita lebih maju ataukah progres dari siklus peradaban Islam di era kita ini sedang menuju ke arah yang lebih baik?

Progres pengembalian peradaban Islam yang semakin lebur dan samar di zaman ini merupakan tugas dari setiap insan Islam baik kaum tua apalagi para pemuda. Ditilik dari aspek-aspek penunjang peradaban emas Islam, para ilmuwan muslim berpendapat bahwa energi yang sesungguhnya dibutuhkan untuk mengembalikan Islam itu, bersumber dari sinergi total dari para aktor-aktor sentral dalam Islam, kaum tua dengan pengalaman dan hikmah membimbing kaum muda yang masih minim cakrawala kehidupannya tetapi berapi-api semangat perjuangannya. Disinilah, peran pemuda sebagai ‘motor’ peradaban Islam, dengan syarat bimbingan ilmu dan iman kepada Allah. Secara konstruktif, pemuda Islam harus mengetahui beberapa aspek tujuan dari peradaban Islam itu, diantaranya: pemiliharaan keyakinan yang lurus sesuai dengan bimbingan Allah, menjunjung penuh prinsip-prinsip akhlaq islami dan etika umum, menjaga tujuan yang manusiawi dan universalitas pesan-pesan Islam, kemajuan ilmu pengetahuan dan pengembangan lingkungan yang harmoni dengan menjaga prinsip-prinsip kesetaraan sebagai umat manusia. 

Jika kita mengetahui kelebihan yang bertumpu pada para pemuda, bukanlah hal yang aneh bila kita memusatkan perhatian kepada mereka, baik mereka yang telah terukir dalam sejarah maupun mereka yang sedang mengukir sejarah baru melanjutkan perjuangan dengan mengangkat level umat Islam dan peradabannya di negeri kita ini. Fakta historis mengabarkan bahwa bangsa Indonesia dibangun berkat perjuangan tak henti para pemuda pejuang Islam, lihatlah tokoh kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Natsir, dan sebagainya, serta kontribusi masif dari para santri pembela tanah air. Mereka berjuang di jalan Allah dan dihadiahkan kepada mereka kemenangan, kemerdekaan dari tirani.

Satu yang perlu kita cermati adalah toeri sejarawan terkenal Islam, Ibnu Khaldun dalam karnya Muqaddimah, yang menerengkan siklus atau periode kebangkitan dan kejatuhan suatu bangsa dan peradaban. Toeri ini agaknya relevan bila kita mengkondisikannya terhadap Islam di, dahulu Islam jaya sekarang berada dalam periode krisis. Salah satu syarat yang dikemukakan adalah jumlah populasi dan pasar yang besar akan membanu terbentuknya dan tergeraknya basis perekonomian suatu bangsa dan peradaban. Tentunya jumlah populasi yang berkualitas akan jauh mendorong keakuratan teori ini. Indonesia? Secara demografi kependudukan, apabila kita menganalisis progres para pemuda bangsa ini, penduduk produktif Indonesia (pemuda) tidak pernah kurang dari 50% total penduduk semenjak 1970-an. Diproyeksikan pemuda Indonesia menjangkau masa keemasannya pada periode 2030. Persentase pemuda yang banyak ini patut disyukuri dengan pemanfaatan yang optimal. Dengan kuantitas yang cukup memadai terlebih jika kualitas keimanan para pemuda ditingkatkan untuk mencapai peradaban Islam yang baru, bukanlah hal yang mustahil Allah kembali menurunkan pertolongan-Nya dan menjadikan negeri dan bangsa kita sebagai pusat kebangkitan peradaban Islam. Bukankah itu menjadi suatu kehormatan bagi kita? 

Seorang penyair pernah berkisah, kami dahulu hanyalah pengembala domba-domba di padang yang tandus, maka tatkala Islam datang kepada kami, umat seketika berada dalam kepemimpinan kami, dan ketika kami menjauh dari Islam kamipun menjadi domba yang mengembalai umat.  

Wahai pemuda, songsonglah dunia dengan lebih positif, maka bersiaplah!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun