" Siapa diantara para teman-teman kompasioners yang pernah mengalami kesulitan mencari hotel yang murah tapi berkelas untuk liburan di Jogja???"
..jalan menyusuri Malioboro sambil nonton musisi jalanan yang nyentrik, naik andong ke Keraton dan Alun-alun, makan gudeg tengah malam, keluar masuk warung kucing, angkringan, cafe dan restoran yang sedang happening di Jogja.. begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Jogja, yang menjadikan para wisatawan selalui ingin kembali dan kembali lagi..
Pada musim liburan seperti sekarang ini, terutama sampai setelah lebaran nanti, bisa dipastikan kota Yogyakarta, atau lebih sering dilafalkan sebagai Jogja akan dipenuhi oleh ribuan turis domestik maupun internasional. Momen libur sekolah dan mudik lebaran akan sangat dimanfaatkan oleh para pelancong di sekitar Jawa Tengah, bahkan sebagian Jawa Timur untuk mengunjungi kota yang menjadi ibukota propinsi DIY ini.
Menurut data BPS jumlah wisatawan yang menginap di hotel selama bulan Mei 2013 tercatat sebanyak 332.455 orang yang terdiri dari 316.625 orang wisatawan nusantara dan 15.830 orang wisatawan mancanegara. Dari jumlah tersebut menginap di hotel bintang sebanyak 121.979 orang dan 210.476 orang menginap di hotel non bintang/ akomodasi lain.
Jumlah wisatawan yang sangat besar tersebut menjadikan bisnis hotel, terutama budget hotel, sebagai sebuah bisnis yang sangat menggiurkan. Para investor yang sudah kesulitan mencari lahan di Jogja yang strategis, mulai melirik bisnis tua yang sedang bersolek menjadi muda lagi: bisnis kost-kost an.
Bisnis kost yang semula dianggap sebagai usaha sampingan para pensiunan, secara perlahan tumbuh menjadi usaha primer yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi sebagian orang. Walaupun bersifat pasif, tapi dengan metode pemasaran yang aktif, bisnis ini akhirnya tumbuh dan berkembang dengan pesat. Usaha kost yang dikelola secara profesional akhirnya menjadi trend baru yang akhirnya mulai menggeser kepopuleran hotel, terutama hotel bintang 2 kebawah.
Dengan fasilitas persis seperti hotel bintang 2, tapi dengan harga yang lebih kompetitif menjadikan kost yang dikelola secara profesional, atau sering disebut sebagai kost eksklusif, menjadi bagian dari gaya hidup saat ini di berbagai kota besar.
salah satu operator kost eksklusif yang cukup ternama di kota Jogja adalah jaringan kost eksklusif dan guesthouse "D'Paragon" yang saat ini mempunyai beberapa lokasi yang tersebar di penjuru kota Jogja terutama di lokasi strategis yang berdekatan dengan kampus-kampus, pusat bisnis, maupun tempat wisata. Sistem pengelolaan kost yang profesional dan terintegrasi, dengan sentuhan personal seperti rumah kost tradisional melalui karyawan yang bertugas didalamnya menjadikan beberapa wisatawan yang pernah menginap di kost eksklusif seperti diatas ingin kembali dan kembali lagi.Bahkan D'Paragon sendiri beberapa minggu yang lalu ternyata sudah mendapat pengakuan dari MURI sebagai sebuah jaringan kost eksklusif pertama dan terbesar di Indonesia yang dikelola secara profesional. Disebut terbesar karena menurut website www.dparagon.com ternyata kost eksklusif ini sudah memperluas jaringannya selain di Jogja, juga di Malang, Semarang, Bandung, Palembang, Padang, dan berbagai kota besar lainnya.
Yang unik, ternyata walaupun namanya kost, tapi saat ini hampir semua kost eksklusif di berbagai kota tidak hanya menyewakan kamar secara bulanan, tapi juga untuk harian atau mingguan. hal ini sangat diapresiasi terutama oleh para profesional muda yang sedang menjalani tugas di kota-kota besar di Indonesia. daripada menginap di hotel dengan biaya 500-600 ribu per malam, lebih baik dana akomodasi tersebut dialokasikan untuk tinggal di kost eksklusif dengan harga 150-200 ribu, dan sisanya bisa untuk keperluan pribadi lainnya. Sebuah keputusan yang sangat bijaksana di era pengetatan seperti sekarang ini.
Memang tidak salah kalau Jogja menjadi propinsi yang mempunyai nickname Daerah Istimewa, karena selain keistimewaan pemerintahannya, juga bisnis yang muncul dan menjadi trend dari kota ini berkembang luas dan diterima oleh berbagai kalangan di Indonesia.
kapan kota lain akan menyusul?