Mohon tunggu...
Heranita Salma Putri Tjaraka
Heranita Salma Putri Tjaraka Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

cat lover!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Menggunakan Media Sosial agar Produk Meledak

28 September 2025   22:53 Diperbarui: 28 September 2025   22:53 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial telah berubah dari tempat berbagi cerita menjadi mesin pertumbuhan bisnis. Keunggulannya jelas: jangkauan yang luas, biaya yang dapat dikendalikan, serta kemampuan mengukur hasil secara rinci. Namun, agar "like" berubah menjadi pembelian, strategi harus dirancang dengan sadar. Berikut panduan langkah demi langkah yang dapat langsung diterapkan, sekaligus alasan mengapa sertifikasi digital marketing mempercepat hasilnya.

Mulai dari fondasi yang tepat. Tentukan tujuan yang terukur (misalnya penjualan, pendaftaran, atau pesan masuk), kenali audiens utama beserta masalah yang ingin mereka selesaikan, lalu rumuskan janji nilai yang membedakan produk dari pesaing. Tanpa pijakan ini, konten akan terasa acak dan sulit menghasilkan penjualan.

Pilih kanal yang paling relevan. Setiap platform memiliki budaya dan format berbeda. Instagram unggul untuk visual dan katalog produk, TikTok efektif untuk video pendek yang menstimulasi perhatian, Facebook kuat untuk komunitas dan iklan lintas usia, sementara LinkedIn sesuai untuk produk bisnis ke bisnis. Fokus pada dua kanal utama agar pengelolaan konten, tanggapan pesan, dan iklan tetap konsisten.

Bangun konten yang seimbang. Susun tiga pilar konten: edukasi (cara pakai, perbandingan, tips perawatan), bukti sosial (ulasan pelanggan, sebelum dan sesudah, cerita pengguna), serta promosi (peluncuran produk, paket hemat, kode voucer). Gunakan kombinasi video pendek, foto carousel, cerita harian, dan siaran langsung. Di tahap awal, jadwalkan unggahan minimal empat hingga lima kali per minggu, dengan ritme yang dapat dipertahankan. Konsistensi memenangkan algoritme dan membangun kebiasaan audiens.

Optimalkan etalase digital. Profil harus rapi dan memandu tindakan: foto merek yang jelas, deskripsi singkat yang menekankan manfaat utama, tautan menuju halaman produk, serta sorotan cerita yang merangkum katalog, ulasan, dan pertanyaan umum. Pada halaman produk, tampilkan foto berbagai sudut, video pemakaian singkat, ukuran dan bahan, kebijakan pengembalian, hingga perkiraan waktu pengiriman. Detail kecil ini menurunkan keraguan dan mendorong keputusan membeli.

Manfaatkan kolaborasi dan komunitas. Konten buatan pelanggan sangat kuat karena terasa autentik. Dorong pelanggan membagikan pengalaman dengan hadiah kecil, unggah kembali karya mereka (dengan izin), dan bangun percakapan yang hangat. Untuk menjangkau audiens baru, ajak kreator konten mikro dengan keterlibatan tinggi. Ukur kinerja mereka melalui tautan atau kode voucer unik agar setiap kerja sama dapat dievaluasi secara objektif.

Gunakan iklan berbayar dengan rutin. Iklan bukan sekadar "dorong anggaran dan berharap jadi penjualan". Pilih tujuan iklan yang sesuai, mulai dari menjangkau calon pelanggan baru hingga menindaklanjuti orang yang sudah melihat produk. Uji beberapa versi materi kreatif---misalnya video testimoni singkat versus tampilan dekat produk---dan biarkan data berbicara. Pantau biaya akuisisi pelanggan, tingkat klik, serta tingkat konversi, lalu alihkan anggaran ke kombinasi yang paling efisien.

Ukur, pelajari, dan ulangi. Pasang alat analitik dan parameter pelacakan pada setiap tautan. Amati halaman atau konten mana yang paling sering membawa orang ke keranjang, dan di titik mana mereka batal membeli. Lakukan pengujian terencana pada judul, ajakan bertindak, dan paket bundel. Perbaikan kecil yang dilakukan secara konsisten akan menghasilkan lonjakan penjualan yang berkelanjutan.

Di sinilah sertifikasi digital marketing memberi nilai tambah. Sertifikasi memastikan pemahaman menyeluruh, bukan hanya tren sesaat: riset pasar, perencanaan kampanye, produksi konten, pembelian iklan, hingga evaluasi berbasis data. Praktisi bersertifikat terbiasa menyeragamkan proses, memetakan indikator kinerja sejak awal, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti, bukan firasat. Hasilnya adalah pemasaran yang lebih tertib, hemat biaya, dan bisa diandalkan untuk jangka panjang. Bila ingin menambah kepercayaan perekrut dan klien sekaligus meningkatkan keterampilan praktis, sertifikasi adalah percepatan yang nyata.

PT Jobhun Membangun Indonesia sebagai lembaga pelatihan & menyediakan sertifikasi profesi. Informasi ini relevan bagi siapa pun yang ingin menempuh jalur pelatihan terstruktur sebelum mengikuti asesmen resmi, sehingga proses belajar lebih terarah dan portofolio tersusun rapi.

Pada akhirnya, memasarkan produk di media sosial bukan tentang ikut-ikutan tren, melainkan membangun sistem: fondasi strategi yang kuat, pilihan kanal yang tepat, konten yang berimbang, etalase digital yang meyakinkan, kolaborasi yang autentik, iklan yang disiplin, dan pengukuran yang jujur. Dengan pendekatan seperti ini---ditopang keterampilan yang tervalidasi melalui sertifikasi---setiap guliran layar memiliki peluang lebih besar untuk berubah menjadi kunjungan, percakapan, dan pembelian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun