Mohon tunggu...
Heny Haryati
Heny Haryati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Makalah (Optimis vs Pesimis)

20 Januari 2014   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 11952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini Negara kita seakan telah kehilangan optimisme dan lebih bersikap pesimistis hal ini ditunjukan dengan dialog-dialog yang disiarkan melalui siaran televisi maupun radio yang berskala nasional dengan menyebut bahwasanya Indonesia merupakan Negara salah urus. Sikap seperti ini merupakan sebuah sikap pesimistis dan menganggap bahwasanya Negara ini sulit untuk maju dan berkembang menyusul Negara-negara lain yang telah maju dengan pesatnya seperti Negara tetangga kita Malaysia yang terus melakukan pembangunan dan berjalan maju, padahal Negara Indonesia dan Malaysia sama-sama satu rumpun yaitu Melayu, sama-sama penduduknya mayoritas muslim, yang membedakan Negara Indonesia lebih kaya akan Sumber Daya Alamnya.

Maju tidaknya suatu bangsa tidak lepas dari sikap optimisme yang akan mendorong manusia untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jika kita telisik kembali Negara yang tidak jauh dari kita Malaysia, Negara yang terus berkembang, Negara yang berumpun Melayu, dan Negara yang berpenduduk mayoritas muslim yang tentunya tidak berbeda dengan kita, yang menjadikan ajaran agama Islam sebagai landasan untuk mengembangan spirit dan konstitusi Negara, namun Malaysia lebih bersikap lebih optimis sehingga mereka dapat terbang meninggalkan Indonesia.

Tentunya dalam proses penumbuhan sikap-sikap optimisme ini tidak lepas dari penyadaran dalam diri individu-individu yang terdapat dalam suatu Negara, dalam proses penyadaran tidak lepas dari bagaimana orang tersebut memahami agama. Sesungguhnya dalam agama-agama pasti mengajarkan kepada manusia untuk selalu bersikap optimis bukan pesimis guna mencapai tujuan dan cita-cita yang telah dirumuskan dan diinginkan. Tentunya dalam mencapai tujuan ini tidak hanya sebatas sikap optimisme yang dibutuhkan akan tetapi juga kerja keras dan sikap pantang menyerah dalam berusaha.

1.2Rumusan Masalah

a.Seperti apa arti optimis & pesimis dari berbagai pandngan/segi ?

b.Apa perbedaan sikap Optimis dan pesimis ?

c.Manfaat apa saja yang dapat diambil dari sikap optimis ?

d.Apa saja dampak dari sikap Pesimis ?

e.Bagaimana cara menumbuhkan sikap optimis menghapuskan sikap pesimis?

1.3Tujuan

a.Untuk mengetahui arti optimis dan pesimis.

b.Untuk mengetahui perbedaan sikap optimis dan pesimis.

c.Untuk mengetahui cara menumbuhkan sikap optimis dalam diri dan menghilangkan sikap pesimis.

d.Untuk mengetahui manfaat dari sikap otimis dan dampak dari sikap pesimis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Pengertian Optimis

a)optimisme dalam perspektif islam

Optimis dalam Islam, khususnya dalam Ilmu Tasauf yang mempelajari tentang diri manusia, lebih dikenal dengan istilah raja’. Raja’ (harapan) merupakan suatu maqam bagi orang yang berjalan menuju Allah dan hal (sifat mental) bagi orang yang menuntut dan ingin mencapai ketinggian budi.

b)Optimis menurut para Ahli

üIbnu Qudamah al-Muqadasi

Optimis adalah sesuatu yang terlintas di dalam hati yang merupakan harapan pada masa yang akan datang. Rasa lapang dada karena menantikan yang diharapkan dimana hal yang diharapkan itu memang mungkin terjadi.

üImam Qusyairi

Optimis adalah terpikat hati kepada sesuatu yang diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

üImam al-Ghazali

Hakikat Optimis adalah kelapangan hati dalam menantikan hal yang diharapkan pada masa yang akan datang dalam hal yang

mungkin terjadi.

üM.Ali Ghanim Ath-Thawil

Optimis berarti harapan, pandangan yang positif, ketenangan hati, bijaksana dan juga berarti semua aktivitas kebaikan yang mengandung makna optimis.

üUbaydillah

Optimisme berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil atau yang lebih bagus.

üLorens Bagus

Optimisme dalam pengertian psikologi merupakan sikap pikiran yang condong melihat segala sesuatu dari seginya yang baik (afirmasi) terhadap dunia, keterbukaan pada dunia.

c)Optimis dari segi Bahasa

Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu. MenurutInggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai memiliki "harapan dan keyakinan tentang masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu; Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan". Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “optimis” adalah orang yg selalu berpengharapan (berpandangan) baik dl menghadapi segala hal.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya optimisme merupakan suatu sikap penuh dengan keyakinan yang tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya.

2.2Pengertian pesimis

Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.

2.3Perbedaan sikap Optimis dan sikap Pesimis

vOrang pesimis biasanya cepat ragu dan gusar, sedangkan orang optimis biasanya selalu bersemangat dalam mempertahankan prinsip dan pilihan sikap hidup.

vOrang pesimis senantiasa melihat kesulitan, kesusahan dalam setiap kesempatan, sedangkan seorang optimis langsung melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.

vOrang pesimis selalu cepat berkata ‘tidak tahu’, tidak bisa, tidak mungkin. Sedangkan orang optimis senantiasa berkata, “belum, nanti akan saya cari tahu.” Atau belum bisa—nanti saya pelajari dahulu, dan selalu yakin mengenai segala kemungkinan yang akan terjadi dalam tiap perencanaan kerja.

vOrang pesimis merasa selalu berduka, luka dan prahara dirasakan selalu hadir setiap saat, dan mengira bahwa hidup hanya berbalut rasa sakit. Sedangkan orang optimis senantiasa menyadari bahwa segala luka, lelah, dan sakit hanyalah sementara. Tak ada strategi paling mujarab selain ikhlas dalam menetapi kesabaran dan menjaga kesyukuran.

vOrang pesimis menjadi sosok yang kurang percaya diri karena lebih banyak menghitung ‘hal yang tidak menyenangkan’, orang optimis memiliki keyakinan dan rasa percaya diri tinggi sebab merasa ada hal baik di setiap kejadian apa pun.

vBagi orang pesimis, Ciri lain yang melekat adalah sedikit-sedikit kecewa, sedikit-sedikit merasa langkahnya salah, lebih banyak keluhan dan mudah menyerah. Bagi orang optimis, ciri lain yang melekat adalah ketika ada kecewa atau tertusuk duri dalam melangkah, ia akan bersegera memperbaiki diri, mengobati luka dengan tetap ceria dan bersemangat dalam perjuangannya.

vSi pesimis cenderung mencari untung untuk diri sendiri, mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan si optimis mengorbankan kepentingan pribadi karena merasa bahagia jika menyenangkan orang lain.

vSi pesimis seolah hidupnya penuh curiga, melihat kehidupan bagaikan warna hitam-putih saja. Si optimis merasa hidupnya penuh berkah, memandang kehidupan berwarna-warni dan selalu indah.

vSi pesimis suka membesar-besarkan masalah kecil, namun enggan mencari penyelesaiannya, sedangkan si optimis berusaha untuk menemukan solusi atas masalah besar meski dengan langkah kecil.

vSi pesimis gemar menunda pekerjaan dan merasa tak termotivasi, sedangkan si optimis tekun dan menyegerakan karya nyata secepatnya.

2.4Manfaat sikap Optimis

Hasil riset para ilmuwan menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan panjang umur dibanding orang yang pesimis. Para peneliti memperhatikan bahwa orang optimis lebih sanggup menghadapi stres dan kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan berpikir positif :

Orang optimis beresiko kecil terkena serangan jantung

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan 17 April 2012 di Jurnal Buletin Psikologi, orang yang optimis memiliki resiko lebih kecil terkena serangan jantung. Perasaan dan semangat positif seperti optimisme merupakan bentuk perasaan yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Sebaliknya, perasaan-perasaan negatif seperti pesimisme, kemarahan, kecemasan, depresi, stress, kebencian ternyata sangatlah buruk untuk jantung.

Sebanyak 200 studi yang ditemukan oleh sekolah Harvard bidang kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa perasaan positif seperti optimisme, bersyukur, dan perasaan bahagia yang dimiliki seseorang dapat menurunkan reskio penyakit jantung dan stroke. Namun, hal tersebut masih mengabaikan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan resiko penyakit jantung dan stroke yaitu faktor umur, kondisi sosial ekonomi, kebiasaan merokok, dan berat badan. Meski demikian, pengaruh perasaan positif terhadap kesehatan jantung yang memperlihatkan hubungan yang kuat tentu tidak bisa dikesampingkan.

Diperoleh bahwa orang-orang yang berjiwa optimis ternyata mengalami penurunan resiko timbulnya masalah pada jantung sebesar 50%. Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa orang yang mempunyai emosi dan mental positif ternyata sebagian besar juga memiliki gaya hidup yang baik seperti olahraga, makan makanan yang sehat dan tidur yang cukup. Gaya hidup yang baik tersebut selain akan semakin menunjang kesehatan jantung orang-orang optimis, dapat juga menurunkan tekanan darah, kadar lemak darah dalam tubuh, dan menjaga berat badan ideal mereka.

Orang optimis akan lebih bahagia dan lebih sedikit mengalami stress

Orang yang optimis biasanya juga akan merasa lebih bahagia dalam hidup dan memiliki tingkat stress yang rendah. Mereka yang optimis memandang segala sesuatu dari sisi yang lebih positif. Efeknya tingkat kecemasan dan stress pun akan berkurang.

Orang optimis lebih percaya diri dan lebih berani mengambil berbagai peluang. Mereka tidak mudah menyerah dan jarang berputus asa. Andaikan pun belum berhasil, mereka yang optimis melihat hal negatif sebagai tantangan yang harusnya bisa dengan mudah diatasi bukan untuk terus diratapi. Sebaliknya mereka yang pesimis akan lebih besar terjebak dalam pikiran yang membuat depresi, tertekan, dan stress.

Orang optimis akan lebih sehat dan panjang umur

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, orang optimis akan lebih sedikit mengalami stress. Kadar hormon stress yang lebih sedikit dalam tubuh dapat menguatkan sistem imun tubuh dan ini berarti akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa Harvard University, mereka yang terbiasa optimis pada usia 25 tahun ternyata akan jauh lebih sehat pada usia 45 dan 60 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak (terbiasa pesimis). Studi lainnya tentang pesimis dan optimis memperlihatkan bahwa pesimisme dapat memicu timbulnya berbagai infeksi penyakit, kondisi kesehatan yang buruk, dan kematian lebih cepat.

Penelitian yang dilakukan di Amerika terhadap sekitar 100 ribu wanita juga memperlihatkan bahwa mereka yang optimis ternyata 14% lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit berbahaya.

Orang optimis akan lebih sukses dan berprestasi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka yang berjiwa optimis biasanya merupakan “juara-juara” dalam berbagai hal, baik di sekolah, karir, maupun di bidang-bidang lainnya. Mereka yang optimis selalu memiliki semangat untuk maju, tidak mudah putus asa, dan semakin terpacu untuk menang tatkala dihadapkan pada situasi yang sulit.

Keyakinan kuat yang dimiliki oleh mereka yang berjiwa optmis bisa memupuk semangat untuk berbuat lebih baik dan percaya diri dalam segala hal. Orang optimis memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih positif. Mereka yang optimis tidak mudah menyerah dan tetap akan terus “melangkah” maju untuk meraih kesuksesannya.

Dalam sebuah team work pun sangatlah dibutuhkan mereka yang berjiwa optimis. Tim yang optimis akan lebih bersinergi satu sama lain dan memperlihatkan hasil (pencapaian) yang lebih baik daripada mereka yang tidak optimis.

Optimisme bersifat menyembuhkan

Tak hanya mencegah atau menurunkan resiko penyakit jantung dan berbagai infeksi penyakit, perasaan optimisme juga bersifat menyembuhkan. Pada sebuah studi kesehatan yang dilakuakan pada pasien-pasien depresi ditemukan bahwa terapi pikiran positif seperti optimisme yang dilakukan selama 12 minggu ternyata lebih berkhasiat dan efektif memperbaiki kondisi pasien daripada obat-obatan.

Studi lainnya yang dilakukan di Pusat Kanker di Australia menemukan bahwa pasien kanker pay*d*ra yang optimis ternyata berpeluang lebih besar untuk sembuh daripada mereka yang pesimis dan putus asa.

Jadi, mulai saat ini buanglah jauh-jauh perasaan negatif dari dalam diri Anda. Biasakan diri Anda untuk akrab dengan perasaan-perasaan positif seperti perasaan optimis, bersyukur, dan perasaan bahagia dalam memandang dan menjalani hidup.

2.5Dampak sikap Pesimis

Pesimis adalah sikap manusia yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Berikut adalah dampak dari orang yang memiliki sikap pesimis :

Ketika mengalami kepedihan atau musibah, orang cenderung menjadi peka. Pada saat itu pesimisme dapat muncul sebagai akibat pemberontakan yang kuat dalam emosi dan perasaan seseorang. Pesimisme yang memasuki pikiran dengan cara ini meninggalkan pengaruhnya pada proses pemikiran orang.

Orang yang menderita pesimisme jelas mengalami rasa sepi dan curiga ketika berurusan dengan orang lain. Sebagai akibat situasi yang tak memuaskan itu, orang ini menghancurkan kemampuannya untuk berkembang dan maju dan, dengan begitu, menakdirkan dirinya pada kehidupan yang tak diinginkan. Berdasarkan fakta-fakta ini, pesimisme merupakan faktor utama dalam kasus bunuh diri.

Keindahan ciptaan tidak terwujud di mata orang pesimisme. Selain itu, kebahagiaan akan tampil kepadanya dalam busana kebosanan dan nestapa. Orang yang pikirannya menjadi demikian negatif akan kehilangan segala keuntungan dari kemampuannya, karena dengan khayalannya orang pesimis akan menyia-nyiakan hidupnya dan lupa akan manfaat – manfaat besar yang akan dicapainya.

2.6Langkah – langkah menumbuhkan sikap Optimis

Menumbuhkan sikap optimisme tidaklah mudah dilakukan, tidak seperti menerima dan menghafal konsep-konsep optimisme. Dalam menumbuhkan sikap ini tentunya memerlukan kiat ataupun langkah yang tidak mudah untuk dilakukan. Namun kalau kita sudah bersikap pesimistis maka sikap optimisme ini tidak akan dapat terealisasikan, bagaimana bisa merealisasikan sikap optimisme dalam kehidupan kalau kita sudah bersikap pesimistis untuk menumbuhkan atau merealisasikan sikap ini. Berikut langkah – langkah yang dapat meningkatkan rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut :

1.Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.

2.Tata kembali target yang hendak kita capai.

3.Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.

4.Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.

5.Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.

6.Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.

2.7Langkah – langkah menghilangkan sikap pesimis

Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya. Muara dari pesimis adalah sikap putus asa, sebuah sikap yang menganggap tidak ada lagi (habis) harapan positif. Pesimis dengan sikap putus asa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita juga sekaligus bicara tentang putus asa. Pesimis menyebabkan kita putus asa, dan penyebab putus asa adalah pesimis. Penyebab Pesimis Bagi orang yang pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara”. Mereka akan bersandar pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan kekagagal yang ada. Ini akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif itu wajar sebab fakta berbicara. Selain fakta, mereka pun akan mengatakan bahwa secara logika juga memang demikian, bahwa selalu ada hal negatif dan peluang kegagalan dibalik sesuatu. Contoh fakta yang bisa dijadikan alasan mereka pesimis seperti banyaknya pejabat yang korup. Berbagai penggantian pejabat sudah sering terjadi, tetapi perbaikan belum terlihat. Ini menjadikan banyak orang yang pesimis. Bisa juga, Anda sudah mencoba bisnis, namun gagal lagi, gagal lagi. Anda kemudian mengatakan “fakta” bahwa Anda memang tidak akan berhasil bisnis, atau mengatakan bisnis itu sangat beresiko. Artinya, meski Anda punya fakta dan dalil untuk bersikap pesimis, Anda tetap orang pesimis. Namun, sebenarnya bukan itu penyebab pesimis. Biasanya salah satupenyebab pesimis adalah iman yang lemah bahkan orang yang tidak punya iman. Dalam Al-qur’an telah dijelaskan larangan untuk tidak berputus asa, seperti yang dikutip dibawah ini :

“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Az Zumar: 53)

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (QS. Yusuf:87)

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS Al Hijr:56)

“Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian masih bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15294) Dalam hadits lain disebutkan: “Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih bisa bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15295) Bahaya Pesimis Jika seseorang pesimis terhadap sesuatu, maka dia tidak mungkin lagi berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada pencapaian dan kebaikan dari orang yang pesimis. Dia memiliki segudang alasan, logika, dan faktwa bahwa dia tidak perlu berusaha lagi. Jika tidak berusaha, maka dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Dia bahkan tidak mau berdakwah karena tidak akan ada gunanya menurut dia. Jadi, memang bahaya baik untuk dunia dan akhirat. Malas, tidak mau berusaha, hanya menghujat sana sini, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri saat harapan sudah tidak ada. jadi, jangan biarkan sikap pesimis tumbuh dalam hati Anda.

Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa pesimis adalah sebagai berikut :

1.Bangun sikap optimis.

2.Hilangkan sikap ragu dalam diri Tentukan tujuan hidup sebenarnya.

3.Kuatkan iman dalam diri.

4.Percaya pada Allah SWT, bahwa Allah akan selalu menolong kita dalam kondisi apapun.

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu. Inggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai memiliki "harapan dan keyakinan tentang masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu; Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan".

Menumbuhkan sikap optimisme tidak mudah untuk dilakukan tidak seperti menerima dan menghafal konsep-konsep optimisme. Dalam menumbuhkan sikap ini tentunya memerlukan kiat ataupun langkah yang tidak mudah untuk dilakukan. Adapun beberapa langkah untuk dapat menumbuhkan sikap optimesme dalam diri seorang individu yaitu:

1.Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.

2.Tata kembali target yang hendak kita capai.

3.Pecah target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihatkeberhasilannya.

4.Bertawakallah kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.

5.Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.

6.Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.

Adanya konsep optimisme tersebut, haruslah kita semua berbenah diri untuk lebih bersiakap optimisme dalam berusaha sehingga dapat mencapai harapan dan cita-cita sebagai seorang yang bahagia didunia maupun diakhirat. Kita lihat pada saat ini Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain dalam berbagai aspek kehidupan, untuk mengejarnya dan menjadikan Bangsa kita sebagai Khoiru Ummah dimuka bumi ini perlulah adanya sikap optimisme dikalangan masyarakat Indonesia tercinta ini.

3.2 Saran

1.Tumbuhkan sikap optimis dalam diri, karena dengan bersikap optimis kita akan medapat berbagai macam manfaat yang tentunya akan menjadi bekal tuk mencapi pribadi yang bahagia dunia dan akhirat.

2.Buang sikap pesimis dalam diri, karena akan sangat merugikan serta dapat menghancurkan masa depan kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun