H-1 sebelum hari raya nyepi, masyarakat bali melaksanakan pawai ogoh-ogoh di sore atau malam hari. Dalam hal ini, menciptakan kebersamaan saat kegiatan pengarakan ogoh-ogoh diperlukan kebersamaan antara komponen yang ada di desa adat maupun banjar adat.  hal tersebut menyebabkan interaksi antar manusia sesama manusia di mana kita bekerja sama dan bersatu untuk mengarak ogoh-ogoh keliling desa serta menciptakan kebersamaan dan persatuan diantara sekaa teruna truni itu sendiri. Mulai dari membuatnya, kemudian berlatih membuat atraksi kemudian juga bersama sama mengaraknya.
3). Palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan)
      Sebelum hari raya nyepi juga dilakukan upacra mecaru. Dimna mecaru merupakan upacara yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam oleh umat Hindu. Upacara mecaru juga disebut dengan Bhuta Yadnya. Bhuta Yadnya pada hakikatnya merawat lima unsur alam, yakni tanah, air, udara, api, dan ether. Upacara mecaru bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual kepada manusia agar selalu menjaga dan merawat alam dan lingkungan sekitarnya.
- Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam keluarga
Dalam hubungan keluarga, nilai-nilai tri hita karana menjadi pedoman untuk keita menciptakan keharmonisan dan kedamaian agar tercipta hidup yang sejahtera.
Contoh implementasi dalam keluarga, diantaranya:
1). Parahyangan
      Dengan selalu melaksanakan Puja Tri Sandya dan persembahyangan, berdoa sebelum melakukan kegiatan, dan melaksanakan yadnya sesa setelah memasak.
2). Pawongan
      Dalam menjaga hubungan yang baik dan menjaga keharmonisan di dalam keluarga dengan cara patuh dan hormat kepada oramg tua, saling membantu seperti anak yang sedang membantu ibu memasak.
3). Palemahan
      Menjaga kebersihan halaman rumah agar tetap bersih, berkebun dan merawat tanaman agar tumbuh dan dapat memberikan hasil bagi kita.
- Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam agama Hindu