Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Omong Kosong Mereka Percaya Neraka...

24 September 2021   08:24 Diperbarui: 24 September 2021   08:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama dan Keberagamaan

Peristiwa beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 4 Oktober hari Jumat, seorang anak sekolah bernama Tompel menyiramkan air keras dalam sebuah bus. Si Tompel menurut keterangan seorang anak penurut, baik di sekolah maupun di rumah. Namun ternyata di luar sekolah dan rumah, si Tompel telah seringkali melakukan tawuran antar sekolah. Kepribadian yang berganti dan dengan gampang diubah menunjukkan bahwa si Tompel berperilaku munafik. Apa penyebabnya?

Jika dikatakan tidak belajar agama, pasti banyak yang protes. Lucunya, anggapan bahwa perilaku yang semakin mengarah tindakan kriminal ini terjadi semakin marak. Dendam dan kemarahan begitu merajalela. Jika dikatakan bahwa agama tidak diajarkan di sekolah tidak masuk akal. Anak sekarang porsi ajaran agama jauh lebih banyak. Sayangnya, mereka yang mengajarkan belum memahami makna dari agama.

Peristiwa presiden salah satu partai politik  (LHI) sebagai bukti nyata bahwa walalupun sudah dipanggil ustad tidak menjamin berkelakuan tidak melenceng. Markup atau penggelembungan pada pengadaan Alquran juga pasti beragama dan sembahyangnya tidak pernah blong. Dan banyak lagi bahwa sesungguhnya agama bukan solusi. Agamanya baik, hanya cara penyampaiannya yang kurang tepat. Selain itu juga mestinya dilakoni, inilah hidup keberagamaan; bukan hanya hafalan. Tidak ada jaminan, mereka yang hapal di luar kepala memahami dan bisa melakoni dalam keseharian. Tentunya ajaran yang bersifat memberikan kesejahteraan bagi sesama makhluk, bukan hanya bagi golongan atau kelompoknya sendiri. Apa pun nama agamanya.

Pengetahuan tentang surga dan neraka pasti sudah disampaikan berulangkali. Baik di rumah maupun di sekolah oleh guru agama. Sesungguhnya cara menakuti dengan menekankan bahwa jika melakukan kejahatan akan masuk neraka sudah tidak mempan lagi. Dalam hal ini sesungguhnya mereka tidak percaya akan adanya neraka sebagai tempat hukuman setelah kematian. Mengapa??? 

Karena tidak seorangpun yang pernah merasakan panasnya api neraka. Mereka tidak pernah mendapatkan bukti.

Jika saja cara menyampaikan materi agama dengan cinta, hati mereka akan tersentuh. Mengapa? 

Karena setiap orang memiliki keilahian dalam dirinya. Dalam salah satu ayat dari kitab suci agama tertentu jelas dinyatakan bahwa Tuhan lebih dekat dari urat lehermu. 

Dengan kata lain tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan manusia. Bukankah tanpa kehadiran Tuhan manusia tidak bisa eksis di bumi. Siapa yang membuat keterpisahan antara tuhan dan manusia? Pikiran yang merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Inilah arogansi diri.

Tidak ada yang memisahkanmu dari Tuhan, Hyang Maha Cinta.

                                   Kesan palsu bahwa engkau terpisah dari Nya, menimbulkan segala macam kegelisahan dan kekhawatiran.

                                                                                                       (Live - Love - Laugh by Anand Krishna)

Memori VS Kekerasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun