Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Pencipta Masa Depan

25 Januari 2021   07:19 Diperbarui: 25 Januari 2021   07:32 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa Depan

Masa depan sebagaimana yang diharapakan oleh banyak orang agar hidup bahagia. Tetapi kadang kita tidak memahami proses, yang diharakan hasil instan seperti iklan mie dan kopi; instant. Namun benarkah iklan tersebut?

Kita katakan instant, tetapi sebenarnya juga tidak benar-benar instant, tetap juga kita harus menyeduh atau memasak walaupun lebih sederhana. Demikian juga dengan masa depan, bila saat menjaqlani prosesnya tidak bahagaia, tetap juga harapannya tidak tercapai.

Masa kini

Ya, masa kini mesti bahagia bila harapkan masa depan bahagia. Bukankah saat ini pun kita sedang menjalani hasil dari masa lalu kita yang saat ini juga harapkan masa depan lebi baik? Kita lupa bahwa saat ini merupakan hasil atau akibat dari masa lalu dan pada saat sama, kita juga sedan menabung atau membuat proses untuk dapatkan deposito akan datang?

Sehingga yang kita sebut sebagai masa kini adalah menikmati hasil dari masa lalu sekaligus proses menabung untuk masa akan datang. Ya, saat ini kita sedan bernapas adalah benar-benar saat INI. Karena seseorang mengatakan masa kini terhadap diri kita, saat kita menerima kata tersebut sesungguhnya tidak lagi masa kini. Karena pastilah ada jeda,  walaupun sepersekian detik.

Dengan demikian, saat inilah masa depan harapan kita, bahagia atau tidak.

Masa lalu adalah hanya ada dalam pikiran kita, realitanya? Sama sekali tidak ada. Mungkin ada yang berkata, saat saya beli mobil ini baik dan bagus kemarin. Bukan kah ini juga persepsi pikiran kita sendiri. Bagus atau tidak juga relatif. Mungkin ketika saya mengatakan barang ini jelek karena kusam, tetapi ada orang lain mengatakan masih baik dan bagus. Karena memori setiap orang tidak sama sehingga tolak ukurnya juga beda.

Bebaskan diri

Tidak seorang pun yang bisa membebaskan diri kecuali dirinya sendiri.

Kutipan di atas memebuat saya sadar yang membuat seseorang bahagia adalah SENI ILAHI. Dengan melakoni Kehidupan dalam irama SENI ILAHI, kita bisa jadi bahagia. Yes,  bahagia merupakan hasil karya seni-Nya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun