"Coba aja aku jadi dia, pasti hidupku nggak bakal kacau lagi", " Ah,artis artis punya mobil mewah, aku cuman punya mobil-mobilan" . Mungkin di salah satu bagian hidup kita, pernah kita merasa hidup penuh kekurangan atau tidak sempurna. Hidup kita di penuhi kesedihan, kesulitan, dan kekurangan. Dan saya tidak tahu apa yang pembaca alami, tetapi saya ingin mengkisahkan sebuah kisah mengenai hidup bersyukur.Â
Saya adalah seorang yang tertutup saat SD, dan saya sangat sedih tentang itu, saya tidak membuka diri kepada siapapun dan iri kepada teman sekelas saya yang seperti punya teman yang tidak terbatas, kenal orang dari SMP, SMA dan luar sekolah. Saat pubertas saya mencoba membuka diri dan semakin lama semakin menginginkan perhatian, sangat sekali sampai saya melakukan hal-hal yang memalukan hanya untuk mendapat perhatian, seperti berperan sebagai bayi di depan kelas saya, menjadi badut yang ditertawakan. Awalnya saya merasa senang, tetapi lama kelamaan rasa perhatian itu menambah dan menambah, saya tidak merasa cukup/puas, tidak bersyukur atas perhatian yang sudah saya dapatkan dan mencari lebih dan lebih lagi, melakukan hal bodoh yang tidak saya suka, lama kelamaan aku mempertanyakan hidup aku dan merasa sangat sedih.Â
Kisah saya menunjukkan satu hal yang tidak boleh kalian pembaca ikuti, rasa haus akan sebuah hal, karena mematikan. Ketika anda tidak merasa puas akan sesuatu, maka anda akan mencoba segalanya untuk menjadi lebih baik lagi, kita harus memiliki rasa puas yaitu -bersyukur-
Ada 7 miliar, oh tunggu 8 miliar orang di dunia ini. Pasti akan selalu ada orang yang melebihi kamu, jangan berusaha untuk menjadi yang terbaik, puas akan apa yang dimiliki, jangan lihat ke atas, lihat ke bawah. Banyak sekali orang yang mengalami kesedihan, kesulitan, dan kekurangan yang jauh lebih sakit daripada kita. Saat kita bangun, menghirup udara dan melihat matahari terbit itu adalah sesuatu yang dapat kita syukuri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI