Mohon tunggu...
Hendra Setiawan
Hendra Setiawan Mohon Tunggu... Pernah menjadi Penyelenggara Pemilu, Entry Data Sensus di Badan Pusat Statistik. Kini sebagai guru di MTs dan MA swasta

Namanya adalah Hendra Setiawan, lahir di Bojonegoro, 25 tahun yang lalu. Hendra adalah panggilan akrabnya, ia terlahir di keluarga yang sangat sederhana di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Jika ingin melihat artikel atau jurnal saya yang lain klik https://scholar.google.com/citations?user=SQsRhpEAAAAJ&hl=id&oi=ao

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengantar Problematika Pendidikan dalam Sekulerisme

30 Mei 2025   08:31 Diperbarui: 27 Juni 2025   18:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan di era kontemporer menghadapi tantangan dari paham sekuler untuk menerapkan nilai-nilai luhur dari ajaran agama dalam kehidupan sosial, umat Islam yang sangat pragmatis, bahkan cenderung oportunistis. Sekulerisme merupakan ideologi yang mencoba menghilangkan nilai-nilai agama yang bersumber dari wahyu dalam kehidupan dunia, atau memisahkan kehidupan agama dan dunia. Sekulerisme sebagai paham yang terus disebarkan mengakibatkan kehidupan manusia terfokus terhadap dunia dan tidak menyandarkan normanorma hidup terhadap agama. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan yang bertujuan untuk menyeru manusia ke jalan Tuhan, sedangkan Sekulerisme menjauhkan manusia dari jalan Tuhan. Dalam kontek inilah menarik untuk dikritisi pendidikan sekuler dalam konteks kekinian. Bagaimana paham sekuler ini berpengaruh terhadap dunia pendidikan.

Sepanjang sejarah kehidupan, manusia selalu diisukan oleh perubahan perubahan, ingin tampil beda dan lebih baik dari kehidupan sebelumnya dengan berpegang dan membandingkan antara kehidupan masa lalu, sekarang dan kehidupan orang-orang yang lebih baik dalam aspek realitas dan materi. Kondisi tersebut mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar mereka menjadi orang orang maju dan modern, mereka mendobrak nilai-nilai sosial dan budaya yang telah baku dan eksis di masyarakat, mereka berani mengkritik dan mendobrak apapun yang dianggap bisa menghambatnya, tidak terkecuali agama. Bahkan secara terbuka mereka mengkritik eksistensi agama, agama dianggap sebagai penghalang kemajuan dan kebebasan, mereka beranggapan bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia hanya ditentukan dan diatur oleh manusia itu sendiri, bukan berdasarkan pengaruh agama, sehingga kemudian muncullah sebuah wacana yang diistilahkan dengan sekulerisme, yaitu pemisahan antara urusan dunia (Negara) dengan agama. Dalam konsep ini mereka beranggapan bahwa agama tidak berhak mengintervensi dunia, dengan kata lain agama adalah urusan pribadi dan tidak boleh dibawa dalam ranah publik (Negara). Sekulerisme merupakan sebuah ideologi yang pada mulanya berkembang di dunia Barat dan kemudian terus menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali dunia Islam dan juga Indonesia. Paham ini mempunyai tujuan utama adalah memisahkan antara antara urusan manusia dengan urusan Tuhan. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dikaji tentang problematika paradigma pendidikan Sekulerisme dan pengaruhnya dalam dunia pendidikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun