Indonesia merupakan negara penuh sumber daya yang terdiri dari berbagai macam suku dengan kekayaan budaya yang tiada tara. Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang menonjol adalah keragaman kain tradisional; bukan hanya kain batik, tapi juga ada kain tenun ikat, kain tenun songket, kain tapis, dan masih banyak lagi. Bahkan kain tradisional di Indonesia sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh Kemntian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017. Pusat produksi kain batik banyak di temukan di seluruh pulau Jawa serta Madura dan juga dibuat di beberapa tempat di Sumatra. Sedangkan kain tenun bisa dikatakan hampir diproduksi di berbagai wilayah seluruh Nusantara. Tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing; namun secara mendasar, jika ditinjau dari teknik pembuatan, dari warna, motif serta jenis serat benang yang digunakan, kain tenun memiliki kandungan makna serta nilai sejarah.
Keberagaman wastra sebagai akibat dari kebhinekaan etnis nusantara merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia bernilai adiluhung. Namun, di kalangan generasi muda terutama di kota-kota besar, kain-kain tradisional tersebut kurang mendapat perhatian serta apresiasi. Antropolog dan Pemerhati Kain Nusantara Notty J. Mahdi, mengungkapkan, di tengah rasa kagum akan cantiknya kain tradisional, sebenarnya ada masalah yang cukup pelik. Yakni bagaimana anak muda mau ikut turun langsung melestarikan kain tradisional. Tak cuma sekadar memakai. Dalam penelitiannya yang mengulik kain tradisional batik daerah pesisir, ia menemukan, saat ini anak-anak muda di sana sudah semakin sulit diminta untuk meneruskan tradisi leluhur mereka untuk membatik atau menenun. Misalnya saja di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Semakin derasnya arus globalisasi membuat tenun lurik mulai tersingkir. Hal ini dikuatkan dengan pola pikir anak jaman sekarang yang semakin jauh daribudaya Nusantara. Anak-anak sekarang lebih suka berpakaian gaya Barat dari pada berpakaian dengan kain-kain tradisional seperti tenun Lurik. Bahkan banyak anak jaman sekarang yang kurang mengetahui tentang tenun Lurik. Seharusnya kita harus menjaga jangan sampai tenun Lurik yang merupakan salah satu budaya bangsa hilang karena tidak ada penerusnya.. Contohnya di daerah pusat batik seperti Pekalongan, kaum mudanya lebih senang kerja di pabrik. Karena secara gaji mereka pendapatannya lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh invasi budaya populer asing dalam bentuk film dan musik.
Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 ini yang membuat banyak orang bekerja di rumah. Namun di waktu yang sama mereka juga menjelajah dunia global melalui internet. Eksisnya media online seperti zoom, google, instagram, meet dan sebagainya menjadi pertanda bahwa seharusnya dapat menjadi wadah bagi para pemerhati budaya untuk lebih mengenalkan dan mengedukasi kaum muda tentang warisan budaya yaitu kain tradisional yan jua disebut wastra. Sehingga meskipun terjarak jauh dan sangat terbatas, orang masa kini tetap bisa melakukan kegiatan global melalui media online. Teknologi menjadi media utama dalam pemersatu globalisasi di era sekarang, saat wabah, dan masa depan.
Untuk mengatasi permasalahan agar pelestarian kain di nusantara tidak tergerus oleh arus perkembangan globalisasi, maka mau tidak mau kita harus menciptakan sebuah fitur seperti sebuah aplikasi yang nantinya hal ini tidak membosankan untuk kalangan kaum muda. Aplikasi ini berbasis edutainment. Kata edutainment itu sendiri berasal dari perpaduan atau gabungan kata education dan entertainment. Education itu sendiri memiliki arti pendidikan, sedangkan entertainment memiliki arti hiburan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa edutainment merupakan sebuah metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yang dipadukan atau dikombinasikan dengan hiburan sehingga kaum muda tidak merasa jenuh maupun bosan dalam mempelajari fitur yang ada di aplikasi tersebut. Perpaduan antara belajar dan hiburan yang menyenangkan ini didasarkan pada sifat alamiah anak yang dalam kesehariannya membutuhkan waktu bermain dan hiburan. Sehingga konsep pembelajaran edutainment ini bisa mebuat kaum muda untuk belajar lebih efektif karena diterapkan dalam kondisi yang menyenangkan dan bebas dari tekanan.
Aplikasi pelestarian kain nusantara ini nantinya dinamakan JAHINU (Jelajah Kain Nusantara). Dalam aplikasi ini didalamnya terdapat fitur login, ragam jenis kain, quiz, desain kain, tentang, dan exit. Penjelasan dari berbagai fitur tersebut adalah sebagai berikut :
- Pada menu login, pengguna diwajibkan mengisi biodata diri seperti nama, tempat tanggal lahir, alamat, dan status.
- Pada menu ragam jenis kain wastra, terdapat 33 nama batik bermacam-macam menu pilihan nama jenis batik yang dapat dipilih yaitu : Songket Palembang, Batik Jawa sampai Endek Bali. Jika sudah memilih salah satu dari menu pilihan batik maka akan muncul gambar, text dan penjelasan secara text to speech. Di menu ini juga akan dijelaskan tentang sejarah kain wastra tersebut.
- Halaman menu quiz berisi 15 soal latihan seputar isi materi dari pembahasan sebelumnya. Pada latihan soal jawaban disimpan secara acak, dan terdapat timer waktu mundur, jika jawaban benar maka akan muncul tombol lanjut ke soal berikutnya, jika jawaban salah suaradan tulisan akan muncul menandakan jawaban salah, terus ulang kembali jawaban yang salah sampai benar untuk bisa lanjut soal berikutnya, jika waktu mundur sudah habis maka tombol yakin akan menghilang dan muncul tombol menyerah untuk masuk ke soal berikutnya. Soal dalam quiz ini akan diupdate setiap waktu setiap sebulan sekali.
- Dalam fitur ini terdapat 200 jenis soal namun hanya 15 yang ditampilkan sehingga ketika peserta mengerjakan soal di sesi berikutnya tidak akan sama kecuali dicoba sampai 10 kali sesi. Bagi peserta yang mendapat poin tertinggi, koin yang didapat bisa ditukar dengan uang elektronik seperti ovo, gopay, dan dana.
- Pada menu desain kain, pengguna dapat membatik sesuai dengan keinginannya dan terdapat pola untuk memudahkan pengguna dalam memotif kain wastra tersebut. Terdapat beberapa pilihan warna, pengguna bebas memilih warna sesuai yang diinginkan.
- Pada menu tentang, berisi informasi mengenai tujuan pembuatan aplikasi berserta profil pembuat.
- Pada menu exit, pengguna dapat mengeluarkan akun jika temannya ingin mencoba login lewat Handphone dirinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI