Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Janganlah Pergi

31 Maret 2024   08:15 Diperbarui: 31 Maret 2024   08:18 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  iStockphoto

Ramadan hanya tinggal menyisakan hari-hari terakhir. Tidak terasa kita menjalankan ibadah puasa ini hampir rampung selama bulan Ramadan. 

Selama tiga puluh hari tersebut kita ditempa untuk menjadi manusia yang tangguh dalam menahan diri untuk tidak makan dan minum, menahan diri dari syahwat. 

Hasil dari Ramadan menjadikan kita menjadi hamba-Nya yang kuat berkarakter dengan kualitas iman semakin tinggi hingga akhirya mencapai derajad taqwa. 

Begitu pula selama tiga puluh hari kita ditempa dengan syariat ibadah agar pasca Ramadan menjadi hamba Allah yang teratur dan seimbang antara aktivitas ukhrowi dan duniawi. 

Pada hari-hari terakhir Ramadan akan pergi meninggalkan kita, maka itulah saat-saat yang menyedihkan. 

Karena belum tentu kita bisa dipertemukan kembali bersama bulan Ramadan yang penuh berkah. 

Ramadan adalah bulan yang istimewa. Bulan penuh pengampunan, bulan penuh keberkahan. 

Ramadan adalah bulan yang penuh dengan pahala yang berlipatganda dari Allah yang tidak kita dapatkan di bulan-bulan lainnya. 

Kita simak dalam Al Quran Surat Al An'am Ayat 160 yang menyebutkan bahwa siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. 

Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. 

Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW bersabda :"Barang siapa yang puasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari ).  

Untuk mencapai nilai ibadah yang begitu tinggi seperti sabda Nabi di atas maka perlu kita menjalankannya semata-mata hanya karena Allah SWT. 

Semakin jelas mengapa kita harus bersedih ketika Ramadan akan segera meninggalkan kita karena kita belum tentu mendapat kesempatan untuk kembali bertemu dengan Ramadan tahun depan. 

Allah menempatkan hamba-hambaNya pada tempat yang sangat mulia ketika mereka menjalankan perintah puasa di bulan Ramadan dengan penuh kesungguhan. 

Hamba-hamba Allah yang berpuasa hanya bertujuan mendapatkan RidhoNya, maka merekalah hamba-hamba pilihan untuk mencapai derajat tertinggi dari mahluk Allah yaitu insan yang bertaqwa (Muttaqien). 

Semoga kita termasuk ke dalam hamba-hamba Allah yang Muttaqien. Aamiin. 

Salam Ramadan @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun