Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Shin Tae-yong dan "Lingkaran Setan" Sepak Bola Indonesia

10 Januari 2023   06:14 Diperbarui: 10 Januari 2023   16:52 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae yong gagal bawa Indonesia ke final Piala AFF 2022 (Foto Antara/Aditya Pradana Putra via Kompas.com).

Shin Tae yong bersama Timnas Garuda akhirnya harus mangakui keunggulan Vietnam dalam laga semifinal leg kedua di Stadion My Dinh Hanoi, Senin (9/1/23).

Kekalahan 0-2 Timnas Indonesia dari tuan rumah Vietnam memupuskan harapan rakyat Indonesia sekaligus pupusnya target juara Piala AFF 2022. Vietnam unggul agregat 2-0 atas Indonesia dan berhak lolos kefinal Piala AFF 2022. 

Kita tidak perlu berlebihan menyikapi kekalahan ini. Adalah satu hal yang biasa dalam suatu turnamen mengalami kekalahan. Brasil, Spanyol, Italia dan Jerman saja ketika mereka kalah dalam suatu turnamen, mereka biasa saja. 

Mereka bahkan kembali berbenah untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Mereka juga selalu memperbaiki segala kekurangan dengan menyempurnakannya. 

Apakah Shin Tae-yong Harus Out?

Apakah dengan kegagalan meraih target juara Piala AFF 2022, pelatih Shin Tae-yong harus dipecat? Atau meminta dia mengundurkan diri? 

Tampaknya itu bukan solusi. Memangnya mudah jadi pelatih sepak bola. Rame-rame netizen menyalahkan Shin Tae-yong harus out. Menjadi pelatih Timnas Indonesia itu tantangannya sangat  berat. Terutama kalau Timnas Kalah harus siap mental dapat nyinyiran. 

Shin Tae-yong out bukan solusi karena tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Siapapun pelatih Timnas Indonesia selama masalah mendasar belum mendapatkan pembenahan berarti, maka masalah tersebut akan kembali muncul. 

Pondasi sepak bola kita belum kuat dan kokoh. Pelatih sekaliber Pep Guardiola saja mungkin tidak mampu mencapai target juara Piala AFF selama pondasi sepak bola kita seperti sekarang ini. 

Pengurus PSSI sendiri hanya memiliki program yang instan yaitu juara pada sebuah turnamen. Bahkan mereka para oknum pengurus federasi itu juga kerap kali menggunakan PSSI hanya sebagai batu loncatan untuk kepentingan jabatan politik. 

Anehnya ketika Timnas gagal dalam suatu turnamen, barulah mata mereka terbuka. Anehnya lagi yang menjadi kambing hitam adalah pelatih. Lalu ganti pelatih, lalu gagal lagi, lalu ganti dengan pelatih baru. Begitulah seterusnya seperti lingkaran setan. 

Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia (Foto PSSI). 
Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia (Foto PSSI). 

Lalu bagaimana dengan Timnas Garuda yang gagal lolos ke final Piala AFF 2022? Ya. Harusnya biasa saja tidak perlu berlebihan melakukan kritik kasar apalagi nyinyir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun