Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Makna Momen Hijrah dalam Menghadapi Pandemi yang Melanda Negeri

10 Agustus 2021   07:10 Diperbarui: 11 Agustus 2021   07:39 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari tahun ke tahun kita selalu akan dan akan bertemu dengan tahun baru. Itulah bukti hidup ini memiliki dinamika yang sangat menarik. Kehidupan selalu bergulir menuju ke arah yang pasti pada satu titik yaitu kematian. Momen hijrah ini adalah semangat dan rasa optimis menuju kehidupan yang lebih baik. 

BACA JUGA : Ternyata "Waktu" Laksana Pedang

Mungkin yang kerap kali tanpa kita sadari adalah setiap hari yang berlalu maka tak akan bisa kembali, baru sadar kemudian bahwa usia kita semakin hari semakin renta. 

Tahun Baru Hijriyah kembali menandakan satu tahun sudah kita lewati dan menatap pada tahun berikutnya. Tahun Baru yang harus menjadi hikmah sangat mendalam di tengah Pandemi Covid-19 ini.

Secara harfiah hijrah berarti memutuskan, meninggalkan, dan berpisah. Hijrahnya nabi dari Mekkah ke Madinah meraih keberhasilan dalam strategi perjuangan dan perkembangan kehidupan. 

Itulah sebabnya ketika pemerintahan pada masa Khalifah Umar memilih momentum hijrah tersebut digunakan sebagai nama penanggalan dunia Islam yang selanjutnya dikenal dengan penanggalan Hijrah. 

Namun bukan hanya sekadar momen penanggalan saja, tetapi momen ini sebaiknya kita gunakan sebagai titik awal kembalinya perenungan mengenai pembaruan jiwa menuju kepada yang lebih baik.

Sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah atasnya." 

Sementara itu Allah berfirman dalam KitabNya : "Wahai orang-orang yang berselimut. Bangunlah lalu berilah peringatan. Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan Tinggalkanlah segala perbuatan yang keji dan janganlah kamu memberi dengan maksud ingin menerima balasan yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, hendaklah bersabarlah." (Q.S 47 ; 1-7).

Simak bagaimana Tuhan menyerukan kepada orang-orang yang berselimut. Orang-orang yang malas hanya hidup menggunakan selimut tanpa ada kegiatan apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun