Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Makna Momen Hijrah dalam Menghadapi Pandemi yang Melanda Negeri

10 Agustus 2021   07:10 Diperbarui: 11 Agustus 2021   07:39 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan terkesan bahwa orang yang menyelimuti dirinya, tidak mau peduil dengan kondisi lingkungannya. Karena orang yang berselimut identik dengan tanda-tanda orang yang terkesan hanya mementingkan dirinya sendiri. 

Mereka tidak mau peduli terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Hanya mementingkan kebutuhannya semata. Satu hal yang tidak sejalan dengan rasa empati yang saat sangat dibutuhkan bagi masyarakat kita yang sedang diuji dengan pandemi ini. 

Tuhan berseru kepada mereka untuk bangkitlah. Namun tidak hanya sekadar bangkit dari tidur mereka. Bangkitlah dari kemalasan yang menyandera jiwanya. 

Lemparkan selimut ketidakpedulian itu, segeralah bangkit dan laksanakan tugas untuk memberikan peringatan agar mereka yang sesat segera meninggalkan jalan sesat kehidupan mereka. 

Dalam kondisi masyarakat kita yang sedang menghadapi pandemi ini, bangkit itu berarti semakin menyadari pada setiap penerapan disiplin pada protokol kesehatan. 

Mereka yang lalai agar cepat sadar atas kelalaiannya. Tidak dibenarkan sama sekali kita menyelimuti diri dengan tidak mau peduli atas kondisi yang terjadi di sekitar kita. 

Tetapi kita harus siap bangkit dan segera memberikan peringatan kepada masyarakat yang berada dalam jangkauan kemampuan kita. Kita harus mampu menerapkan kehidupan yang baru dengan protokol kesehatan di tengah pandemi yang masih melanda negeri ini. 

Menghadapi pandemi ini tugas kita tidak hanya sekadar bisa menyelamatkan diri sendiri, tetapi harus saling mengingatkan dalam kebenaran. Mengingatkan dalam kesabaran. Saling menasehati satu sama lain di antara kita. 

Karena perlu disadari bahwa semua manusia sangat berpotensi untuk berbuat kesalahan atau lalai. Itulah sebabnya kita perlu saling mangingatkan, saling menasehati dan selalu bersabar dalam keteguhan disiplin. 

Kita harus bangkit dengan berlandaskan mengagungkan Allah. Karena dengan mengagungkan Allah berarti kita selalu mengakui kebesaranNya. Hanya Dia lah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. 

Untuk bangkit dan menganggungkan Allah. Kita harus sudah mulai mengupayakan mensucikan pakaian lahir dan bathin kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun