Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memahami Rasa Kecewa Febri Hariyadi di Laga Garuda vs Malaysia

23 November 2019   04:22 Diperbarui: 23 November 2019   05:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Febri Hariyadi (Foto Goal.com/Albert Christian) 

"Saya dapat peluang di babak pertama di menit ke-20, kembali kata coach, momentum yang mungkin kurang bisa saya maksimalkan, sehingga tidak terjadinya gol. Tapi memang saya lambat di moment itu, jadi tidak bisa memaksimalkan peluang yang ada," kata Febri

Pertarungan seru Timnas Indonesia menghadapi Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil Kuala Lumpur pada Selasa (19/11/19) masih menyisakan rasa kecewa yang mendalam karena kekalahan yang harus diderita Garuda. Namun demikian perjuangan Tim Garuda di Malaysia patut diberikan penghargaan yang tinggi walaupun mereka mengalami kekalahan.

Hasil ini membuat Indonesia belum sekalipun meraih poin dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 sampai laga ke- 5 ini. Sementara itu 2 gol Safawi Rasid yang memenangkan tim Harimau Malaya malam itu sekaligus meraih 3 poin bagi Malaysia menjadi total 9 poin dari 5 laga.

Menurut The AFC.com (19/11/19), kemenangan Malaysia atas Indonesia menaikkan peringkat mereka ke posisi ke-2 dengan 9 poin pada klasemen sementara grup G menggeser Thailand dengan 7 poin. Posisi pertama adalah Vietnam dengan 12 poin sedangkan Indonesia ada diposisi terakhir dengan nihil poin.

Dalam laga malam itu di Bukit Jalil yang dipenuhi 70 ribu supporter tuan rumah, Indonesia memainkan taktik cukup mengesankan terutama pada babak pertama. Caretaker Pelatih Yeyen Tumena menggunakan formasi 4-2-3-1 yang fleksibel bisa berubah menjadi 4-5-1 pada saat bertahan.

Mereka mempraktekan garis pertahanan yang dalam ketika diserang dan memilih bertahan dengan cara zona marking. Siapapun pemain Malaysia yang masuk ke area 16 meter di pressing dengan ketat oleh dua sampai tiga pemain. Selama laga berlangsung cara ini sangat efektif meredam agresivitas penyerang Harimau Malaya.

Dengan pola seperti ini ketika bola berhasil direbut maka langsung diberikan kepada gelandang sebagai penghubung. Transisi cepat skuad Indonesia berkali-kali merepotkan pertahanan Malaysia. Febri Hariyadi disayap kanan dan Septian David Maulana di sayap kiri menjad ancaman serius gawang Malaysia. Sementara Greg Nwokolo menjadi striker tunggal yang pandai menempatkan posisi.

Melalui pergerakkan trio pemain ini, paling tidak tercatat ada dua peluang emas yang seharusnya menjadi gol yaitu pada babak pertama menit ke-20 dan menit ke-83. Kedua momentum itu didapatkan oleh Febri Hariyadi.

Namun sangat disayangkan Febri harus kecewa karena dua peluang tersebut gagal menjadi gol. Febri juga mengakui bahwa kegagalannya dalam mengkonversi peluang menjadi gol, karena teralu lama dalam memanfaatkan momentum yang ia dapat.

"Saya dapat peluang di babak pertama di menit ke-20, kembali kata coach, momentum yang mungkin kurang bisa saya maksimalkan, sehingga tidak terjadinya gol. Tapi memang saya lambat di moment itu, jadi tidak bisa memaksimalkan peluang yang ada," kata Febri usai laga seperti rilis PSSI.org (20/11/19).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun