Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hanya Tinggal 3 Laga Harapan Garuda ke Piala Asia China 2023

21 November 2019   05:49 Diperbarui: 21 November 2019   05:50 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beto Goncalves (Foto ANTARA/Akbar Nugraha Gumay) 

Catatan kekalahan Timnas Indonesia berlanjut di Stadion Nasional Bukit Jalil Kuala Lumpur Malaysia Selasa (19/11/19) malam ketika takluk 0-2 dari Harimau Malaya. Sebelumnya 4 kekalahan sudah terjadi yaitu 2-3 dari Malaysia dilaga perdana kemudian berturit-turut kalah 0-3 dari Thailand, 0-5 dari UEA dan 1-3 dari Vietnam. Indonesia ada di grup G dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar ini (The AFC.com 19/11/19). 

Lima kekalahan berturut-turut tersebut hampir saja menyamai rekor kekalahan serupa yaitu 6 laga kalah semua dalam kualifikasi Piala Dunia 2014. Saat itu Indonesia juga mencatatkan hasil yang buruk. Tim yang saat itu dilatih oleh Aji Santoso selalu kalah dalam enam pertandingan selama kualifikasi tersebut. 

Artinya tidak pernah menang dengan nihil poin. Dalam enam kekalahan, Indonesia kemasukan 26 gol dan hanya membukukan tiga gol yang dicetak oleh tim Merah-Putih. Indonesia menjadi bulan-bulanan tim-tim Timur-Tengah di Grup E, bersama Iran, Qatar, dan Bahrain.

Di Kualifikasi Piala Dunia 2014 itu, Indonesia juga mencatatkan sejarah kelam yaitu menelan kekalahan terbesar Timnas saat mereka dibantai oleh Bahrain 0-10 dalam laga pamungkas. Sungguh merupakan catatan yang memalukan dan memilukan.

Hanya saja saat Kualifikasi Piala Dunia 2014 tersebut, situasi sepakbola Indonesia saat itu sedang dalam titik nadir, karena ada dualisme federasi. Terjadi konflik internal dalam Federasi yang justru mengancam adanya suspend dari FIFA. Saat itu selain dualism kepengurusan juga adanya dua  versi kompetisi Nasional.

Keterpurukkan Indonesia terulang dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 yang nanti akan berlangsung di Qatar. Praktis Timnas Indonesia tersisih dari persaingan meraih tiket ke putaran final karena sudah menderita 5 kekalahan dari 5 laga.

Dalam klasemen grup G seperti rilis The AFC.com (19/11/19), Indonesia berada diposisi juru kunci dengan nol poin. Kebobolan 16 gol dan hanya berhasil mencetak 3 gol. Sebanyak 16 gol kebobolan tersebut dari kekalahan 2-3 dari Malaysia, 0-3 dari Thailand, 0-5 dari UEA, 1-3 dari Vietnam dan terakhir dalam matchday 5 di Stadion Bukti Jalil Kuala Lumpur kalah 0-2 dari Malaysia.

Sudah dipastikan tersisih dari persaingan tiket Piala Dunia 2022 namun ternyata masih memiliki kesempatan turut bersaing merebut tiket Piala Asia 2023. Mengapa demikian? Mari kita lihat aturan yang diberlakukan oleh AFC tentang perebutan 24 peserta Piala Asia 2023 di China.

Piala Asia 2023 diikuti 24 tim. Sebanyak 12 tim merupakan peserta babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, sedangkan 12 tim lainnya diambil dari juara dan runner-up grup di babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023.

Rinciannya adalah juara grup dan empat runner-up terbaik (12 tim) di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, bakal lolos otomatis ke Piala Asia 2023 yang digelar di China. Kemudian, untuk mencari 12 tim lainnya, AFC akan menggelar babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun