Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Kalender Adven di Jerman, 24 Kado Sukacita

1 Desember 2022   04:20 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:35 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adventskalender isi coklat | foto: HennieOberst 

Seminggu yang lalu putri saya tersenyum sambil menunjukkan satu paket coklat pada saya. Dia baru saja dijemput oleh suami dari rumah temannya. Suami saya memang mengatakan akan mampir ke toko mencari beberapa keperluan untuk hobinya. 

"Masih suka juga ya cokelat Adventskalender?" ujar saya menggoda.

"Ja, klar. Tidak ada kata bosan untuk cokelat." Putri saya menjawab sambil tertawa.

Sekitar Oktober toko dan supermarket di sini mulai dipenuhi pernak-pernik Natal. Kalender adven juga tidak pernah absen mengisi rak-rak toko. "Adventskalender" (Kalender Adven) adalah tradisi yang sudah lama dikenal di Jerman.

Adven berasal dari bahasa Latin "adventus" yang artinya "kedatangan". Bagi umat Kristiani, masa Adven selama empat minggu ini adalah masa menunggu kedatangan Yesus. Hari besar yang merupakan hari kelahiran Yesus Kristus dan diperingati pada 25 Desember setiap tahun. 

Kalender Adven

"Berapa kali tidur lagi?" Begitu pertanyaan yang sering dilontarkan anak-anak.

Sama seperti putri saya saat dia masih kecil. Pertanyaan seperti ini akan diulang-ulang, jika kami punya satu rencana atau saat dia menunggu kapan hari ulang tahunnya.

Menunggu tidak selalu gampang, terutama bagi anak-anak. Mereka pasti tidak sabar dan terus bertanya hingga hari yang dinantikan tiba. Begitu juga saat menunggu pada masa adven. Menunggu Hari Natal tiba bagi anak-anak merupakan masa penantian yang cukup panjang.

Pada masa lalu, kalender adven adalah 24 garis di pintu kamar yang dibuat oleh orangtua dengan menggunakan kapur putih. Anak-anak dibiarkan menghapus satu garis setiap hari. Dengan cara ini anak-anak juga belajar menghitung mundur hingga Natal tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun