Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Alasannya Mengapa Masih Ada Gelandangan di Jerman

10 Januari 2022   06:58 Diperbarui: 10 Januari 2022   16:28 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelandang dengan barang bawaan | foto: pixabay/wal_172619—

"Di negara maju seperti Jerman masih ada gelandangan?"

Pertanyaan itu pernah diajukan beberapa teman yang tinggal di Indonesia. Mereka bilang, bukankah negara memberi bantuan pada setiap warga.

Faktanya, memang betul negara memberi bantuan kepada mereka, tetapi masih ada juga yang terlihat hidup terlunta-lunta tanpa tempat tinggal.  

Obdachlos (gelandangan/ tunawisma) adalah orang yang tidak memiliki tempat tinggal permanen, yang biasa hidup di jalanan, di taman kota, terminal bus, dan stasiun kereta api.

Masalah tunawisma ini dialami banyak kota-kota di dunia, terutama kota besar. Di pusat kota tempat wilayah kota tempat tinggal kami yang relatif kecil juga ada gelandangan, meskipun hanya beberapa. Mereka biasanya tidur di bangku taman (pada musim panas), sekitar terminal bus dan stasiun kereta yang lokasinya bersebelahan.

Di saat winter seperti sekarang menjadi waktu yang sangat berat bagi mereka. Bertahan hidup di tengah hawa dingin yang rata-rata berada di bawah nol derajat bukanlah hal yang mudah.

Tunawisma di Jerman 

Menurut tulisan dari media Focus, jumlah tunawisma di Jerman sekitar 678.000 orang. Mereka ini adalah orang yang tidak memiliki tempat tinggal sama sekali, baik itu rumah sewa, tumpangan di rumah keluarga, kerabat, atau teman, maupun tempat penampungan yang dibiayai oleh pemerintah.

Tunawisma yang hidup di Jerman ini tidak terjadi begitu saja. Ada banyak alasan yang menjadi latar belakangnya, misalnya, kehidupan rumah tangga yang hancur, alkoholik, kecanduan narkoba, utang menumpuk, bangkrut, kehilangan mata pencaharian, masalah kesehatan mental, dan banyak alasan lain. 

Ada juga tunawisma yang awalnya adalah anak-anak muda. Mereka lari dari rumah, putus sekolah, dan ingin menikmati hidup dalam kebebasan. Namun, kenyataan hidup tidak seindah apa yang mereka bayangkan. Untuk keluar dari situasi ini, jika tidak ada kemauan kuat dan dukungan dari orang terdekat akan sulit diwujudkan.

Tidak sanggup membayar sewa rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun