Sepintas mendengar kata pistol pasti membayangkan senjata api yang dapat melukai bahkan bisa menghilangkan nyawa manusia. Orang mempersepsikan pistol terkait dengan polisi, bahaya, peluru, penjahat, dan senjata api yang paling terkenal di dunia. Oleh karena itu, kepemilikan dan penggunakan senjata ini tidak bisa sembarangan, harus ada izin dari Kepolisian.
Terletak di Monumen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Jalan Palatehan II Jakarta Selatan menyimpan koleksi senjata api pistol dan revolver dari mulai zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, dan zaman era reformasi.
Dari sejarah pencipta pistol (John Browning) dan revolver (Samuel Colt), ternyata kedua jenis senjata api ini berbeda. Dilihat dari fisiknya keduanya memiliki perbedaan, meskipun sama-sama senjata genggam atau senjata laras pendek.
Pistol adalah senjata laras pendek yang menggunakan magazine. Magazine sebgai wadah penyimpan peluru dengan sistem pegas yang mendorong peluru naik ke ruang picu. Magazine terletak di pegangan pistol sehingga membuat pistol secara fisik terlihat lebih ramping dibanding revolver.
Revolver berbeda, menggunakan revolve sebagai wadah penyimpan peluru dengan sistem berputar sehingga memutar peluru ke ruang picu yang terletak dibagian belakang laras. Dari sistem putar itulah maka disebut revolver.
Kelebihan pistol yaitu jeda tembakan satu ke tembakan berikutnya lebih cepat, untuk revolver lebih cepat dalam proses pengisian ulang. Selain itu, revolver lebih mudah digukan disbanding pistol.
Jenis-jenis pistol yang terkenal berada di Museum Polri diantaranya, Pistol CZ 75 BD Compact merupakan senjata buatan Ceska Zbrojova, Republik Ceko tahun 2006. Senjata ini menggunakan kaliber 9 mm dengan kapasitas amunisi 15 butir peluru. Pistol ini termasuk senjata standar Polri yang baru dimiliki sejak tahun 2006.
Ada Pistol Remington Rand Inc adalah senjata genggam buatan Amerika Serikat tahun 1948. Senjata berkaliber 45 Acp ini memiliki kapasitas 150 butir peluru. Jarak tembak efektifnya sekitar 50 meter dengan kecepatan peluru 320/menit. Senjata semi otomatis ini digunakan kepolisian pada masa perang mempertahankan kemerdekaan.
Terdapat pula Pistol FN Browning. Senjata genggam tipe ini menggunakan sistem semi otomatis dengan kapasitas amunisi 15 butir peluru. Pistol buatan Belgia (Fabrique Nationale d’armes de Guerre Herstal) tahun 1920, berkaliber 380 anto dengan jarak tembak efektif 30 meter digunakan sejak masa Kolonial Belanda.
Adapun jenis revolver yang berada di Museum Polri diantaranya, Revolver 3844, Revolver LS berkaliber 9 mm mempunyai kapasitas amunisi sebanyak 10 butir peluru. Senjata genggam semi otomatis ini memliki jarak tembak efektif sampai dengan 20 meter. Kecepatan peluru 150meter/detik. Pistol buatan Jepang yang diproduksi tahun 1945 ini merupakan senjata tentara Jepang yang dilucuti setelah Jepang menyerah kalah terhadap sekutu.
Revolver R1-V1 merupakan senjata genggam dengan kaliber 38 spesial buatan PT. Pindad (Persero), Indonesia ini merupakan senjata yang baru diproduksi tahun 2005. Revolver ini memiliki kapasitas amunisi sebanyak 6 butir peluru dengan kecepatan penembakan 220 butir/menit. Berat kosong senjata sekitar 0.8 kg dan panjang larasnya mencapai 4 inci, sedangkan panjang senjata secara keseluruhan mencapai 23 cm.
Kemudian Revolver Taurus 38 Special. Senjata genggam buatan Brasil tahun 2000 memiliki panjang laras 4 inci dan kaliber 38 spesial dengan jarak tembak efektif 50 meter. Jarak sekitar 1,5 kg.mampu menembakan 220 butir peluru /menit. Dengan jarak jangkau tembakan mencapai 200 meter.
Sejarah Museum Polri
“….bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya….
Oleh karena itu jangan sekali-sekali melupakan sejarah….” Soekarno 1966
Monumen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan inisiatif yang dicetuskan Kapolri Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri dengan tujuan melestarikan nilai-nilai kesejahteraan Polri dan pewarisannya pada generasi mendatang.
Polri terbentuk dari perjalannan sejarah militer yang panjang dari masa penjajahan kolonial belanda dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, polri turut berperan menumpas berbagai pemberontakan kelompok separatis dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui museum polri diharapkan muncul gambaran tentang watak kelembagaan polri yang semakin profesional, modern, dan mandiri sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.