Talent Spark.
Mari cermati kata pertama yaitu Talent alias Bakat di foto ini.Â
Kalian semua udah pada yakin nggak sih ngenalin Bakat diri sendiri?
Dan udah belum bisa berkarya, bekerja, berkarir sesuai bakat?
Kalau saya sih, belum sreg makjleksep gitu.
Udah pada pernah denger kan cerita saya. Kalau sejak kecil itu suka sekali membaca buku dan menulis. Nah pas SMA, naik kelas 3, pengennya masuk Kelas Bahasa.
Akan tetapi di jaman perjuangan itu, masuk kelas Bahasa is a big NO. Saya harus masuk kelas IPA.
Lah gimana coba. Sejak SD dapat rangking sekolah 1,2,3 melulu. Nilai matematika di Ebtanas SD juga bulat 10 sempurna. SMP bisa masuk negeri favorit, nilai juga meningkat. SMA termasuk negeri favorit juga. Nilai Kimia, Matematika di atas rata-rata. Kok mau ambil Kelas Bahasa?
Akhirnya saya nurut kata kakak. Masuk kelas IPA. Belajar sampai mimisan. As always.
Waktu SMA saat lewat kelas Bahasa, saya berhenti sesaat. Iri melihat teman-teman membahas isi cerita novel sastra.
Apakah Bakat saya di situ?
Mungkin.
Dari kelas IPA, saya bisa tembus sampai Kimia ITB. Lulus tepat waktu 4 tahun tet. IPK 2,98 hanya kurang 0,02 aja ke IPK 3,00. Ini karena ada nilai Kimia Analitik Dasar yang tetep D. Ga tu kenapa saya nggak ambil Semester Pendek or something biar nilai naik. Bosan aja gitu sama matkul itu.