Mohon tunggu...
Hengky Dwi Cahyo
Hengky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Buruh - Tukang Nyeting Server Dell, HP, Sophos, Fortigate, Mikrotik dan Networking

CEO Hens Automotive Services - Bengkel Spesialis Electronic & Engine Mercedes Benz www.tokoplakat.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Biarkan Rasa Malu dan Empati Terkikis dari Hati

24 November 2020   14:47 Diperbarui: 24 November 2020   15:30 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!"

Menurut saya sebagai penulis, ingat menurut saya berarti dan mungkin bisa saja orang lain mengartikan Hadist diatas berbeda dengan pemahaman karena memang keterbatasan dan kekurangan saya sebagai manusia yang jelas tidak luput dari namanya salah. Okay, kira-kira begini pemahaman saya saat belajar untuk mendefinisikan makna dari Hadist Rosulullah Muhammad SAW yang sangat terkenal dengan Bahasa berkelas dan tingkat tinggi. Dalam Hadist diatas Rosulullah menukil perkataan Nabi-nabi atau Rosul-Rosul terdahulu sampai Rosulullah Muhammad SAW sendiri bahwa Allah SWT membekali ciri khas kepara Nabi dan Rosul yaitu memiliki rasa malu yang amat tinggi karena kalau menukil dari KBBI dengan memiliki perasaan malu maka akan selalu merasa sangat tidak enak hati (hina, begatif, rendah, dsb) krn berbuat sesuatu yg kurang baik (control diri) jadi kenapa Nabi & Rosul itu berakhlak mulia karena perasaan malu yang tinggi membuat para Nabi & Rosul mampu mengontrol diri agar tidak melakukan perbuatan hina dan perbuatan negative lain. Dan dengan rasa malu sebagai control diri membuat para Nabi & Rosul memiliki empati yang juga sangat luar biasa sehingga kalau menurut kisah para Nabi dan Rosul semua kisah tidak ada yang terlihat jelek dimata masyarakat yang hidup bersama Nabi & Rosul terdahulu hingga Rosulullah Muhammad SAW. Sebagai contoh sosok Muhammad jauh sebelum diangkat menjadi Nabi/Rosul beliau sudah dikenal orang yang sangat baik, adil, penolong, terpercaya dan jujur sampai mendapat gelar Al-Amin sebuah gelar yang sangat keren dan bukan kaleng-kaleng loch yaaa....!

Terus dengan tauladan Rosulullah Muhammad SAW yang menjelaskan menegaskan kalau disetiap muslim memiliki rasa malu yang tinggi terus kenapa beberapa tahun kebelakang khususnya beberapa hari ini seolah-olah rasa malu itu lenyap saling hujat sana-sini bahkan tokoh yang dianggap ulama dan tokoh oleh anggota ormas tersebut dengan bangga menlanggar aturan. Memang kalau di Indonesia gelar ulama menurut saya agak rancu beberapa tahun belakangan ini sedang kalau menukil dari Ibnu Jarir ath-Thabari mengungkapkan dalam kitab tafsirnya, Jami'ul Bayan bahwa yang dimaksud dengan ulama adalah seorang yang Allah jadikan sebagai pemimpin atas umat manusia dalam perkara fiqih, ilmu, agama, dan dunia (http://muslim.or.id) sehingga sanadnya sangat jelas sampai Rosulullah Muhammad SAW. Nah kalo menurut saya sebagai penulis yang memnuhi kriteria sebagai ulama di indonesia itu hanya orang-orang tertentu contoh Hadratussyaikh Hasyim Asyari, Syaikh Maimoen Zubair Habib Lutfi Bin Yahya, mungkin yang ustadz muda seperti Gus Baha (Kyai Bahauddin Nursalim) dan banyak lagi namun lebih banyak di Indonesia itu lebih banyak penceramah atau muballigh daripada ulama karena sesuai sabda Rosulullah sebagai penutup para nabi maka sudah tidak aka nada nabi lagi setelah Rosulullah Muhammad SAW maka tongkat estafet untuk dakwah dan menjadi pembimbing Agama AllahSWT akan dilanjutkan oleh ulama karena l-ulama waratsatul anbiya' (Ulama pewaris para nabi). Kalau sabda nabi seperti ini l-ulama waratsatul anbiya' berarti gelar ulama itu tidak main-main dan sebagai panutan harus memiliki empati dan rasa malu yang tinggi agar bisa membimbing umat kearah yang baik. Bukan malah mambuat kerusakan dan merusak islam menjadi ulama su' (orang berilmu buruk) tapi mengaku pewaris para nabi bikin rusak agama Islam saja...


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun