Mohon tunggu...
Hendrik Sungkung
Hendrik Sungkung Mohon Tunggu... Guru - PENYULUH AGAMA

Datang Sebagai Pemula Pergi Sebagai Legenda

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Belajar Mengalah

28 Februari 2024   16:24 Diperbarui: 1 Maret 2024   09:04 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

musuh terbesar manusia bukanlah orang lain melainkan diri sendiri. tanpa kita sadari bahwa musuh sejati  tidak jauh dari kita misalnya egois,kesombongan, merasa diri paling benar. egois adalah perasaaan mementingkan diri sendiri, tanpa melihat kepentingan orang atau kepentingan bersama. sementara kesombongan adalah sikap menghargai diri sendiri secara berlebihan.

sikap egois yang membuat kita sendiri cenderung bertindak sesuai keinginan hati, apapun harus di capai dengan berbagai cara bahkan dengan cara yang salah dengan kata lain menghalalkan segala cara. sebenarnya ada sisi positif dari egois jika kita lukan segala dengan tekad yang baik, tekun dan pantang menyerah sebelum sesuatu yang di harapkan belum tercapai.

kesombogan manusia biasanya di mulai dengan ketika dia memiliki harta yang melimpah, merasa diri paling cantik atau ganteng di banding orang lain, merasa dirinya serba bisa dalam hal apapun. kesombongan berakar pada selalu memandang remeh,rendah, dan orang tidak sebaik dirinya. 

oleh karena itu untuk kita bisa melawan sifat Egois,kesombongan dan merasa diri paling benar dan orang lain salah adalah dengan cara "sikap belajar mengalah".  sikap belajar mengalah adalah yang terbaik untuk mampu menahan sifat egois dan kesombongan.  sebagai contoh, ada ilustrasi menarik untuk di pahami. ada sebuah kisah pengerajin batu pergi kesebuah bukit untuk mengambil batu. pengerajin batu itu membawa alat pemecah batu. 

setelah sampai di bukit dan menemukan bongkahan batu, akhirnya di hancurkan batu, lalu di ambil batu tersebut, setalah membawa pulang batu tersebut. setelah di lihat bahwa batu tersebut mudah di kerjakan, maka dibuatlah untuk dinding rumah. setelah pergi ke bukit lagi, ia menemukan bongkahan batu yang keras, dengan begitu susah dia memecahkannya dan akhirnya terpecahkan juga. 

setelah di bawa kembali kerumah batu tersebut, pengerajin ini berfikir untuk apa batu ini? akhirnya batu tersebut  di buat patung, tetapi tidak mudah pengerjaannya karena bahan batunya keras. setelah waktu yang lama akhirnya patung tersebut jadi, serta menarik untuk di lihat mata. lalu memasang patung tersebut di depan halaman rumah. 

apa yang bisa kita petik pelajaran dari pengerajin batu tersebut? walaupun menjadi patung yang indah dan menarik tetapi tidak akan memberikan manfaat bagi orang di sekitar. keindahan patung hanya bisa di lihat oleh mata. semakin keras hati kita untuk mempertahankan egois maka semakin hidup kita tidak bermanfaat untuk orang lain. 

semakin kita mempertahankan sikap mementingkan keinginan kita maka semakin kita menjauh dari tujuan Tuhan dalam hidup kita. sikap mudah mengalah adalah jalan terbaik untuk keluar dari sifat Egois dan sikap kesombongan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun