Mohon tunggu...
Hendriko Handana
Hendriko Handana Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa, menulis suka-suka

Pria berdarah Minang. Seorang family man humble. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga lari. "Tajamkan mata batin dengan mengasah goresan pena"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asrama Tua Menuju Istana Merdeka (6): Doa Orangtua Didengar Semesta

1 Agustus 2019   02:30 Diperbarui: 23 Agustus 2019   21:24 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama Mama dan Papa Tercinta

"Belum, mana mungkin kita sampai Jakarta," ucap Mama heran mengernyitkan dahi.

"Sudah, Ma", balasku ngotot. "Itu sudah ada yang jualan dodol di pinggir jalan."

Mama ketawa heran dan garuk-garuk kepala. Hehe.

Kala itu, bagi kami yang orang kampung, dodol adalah simbol oleh-oleh khas Jakarta. Saudara yang kembali dari Jakarta, pasti membawa oleh-oleh, tentunya dodol. Maka polosnya aku mengira, jika dodol sudah terlihat 'hilalnya', maka kami sudah berada di Jakarta.

"Nah, sekarang baru ini namanya Jakarta. Kita sudah sampai," kata Mama memberitahuku sesaat setelah ia melihat penanda bertulis Jakarta.

"Belum, Ma!" sanggahku tak percaya. "Kalau ini sudah di Jakarta, mana istana presidennya, Ma?"

Mama terheran-heran. "Mama orang kampung, Nak. Mama baru kali ini sampai di Jakarta. Mana mungkin Mama tau dimana Istana Presiden."

"Nanti, kalau kamu sudah besar, kamu sendiri yang cari ada dimana istana presiden itu berada...!" tantang Mama.

~~~

Serpihan kisah-kisah ini bagaikan potongan-potongan puzzle berserakan yang disusun sedemikian rupa. Namun sering kali puzzle berupa doa dan harapan orang tua adalah kunci dirangkainya ratusan puzzle-puzzle kecil lainnya.

(bersambung...)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun