Mohon tunggu...
Hendrawan
Hendrawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Kendari.

Hobi bermain futsal. Tertarik pada dunia pendidikan, Politik dan Sastra. Selain futsal, juga senang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dan Revolusi

9 Maret 2023   03:26 Diperbarui: 9 Maret 2023   03:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture from pinterest/Olesia Güngör

Perempuan adalah ibu peradaban. Perempuan diserap dari kata "empu" dalam bahasa jawa kuno yang memiliki arti kehormatan atau yang seseorang yang memiliki kehormatan; Seeperti empu tantular dsb. 

Sementara perempuan dalam bahasa sangsekerta diambil dari kata per, empu dan an. Per yang berarti makhluk, empu yang berarti mulia, dan an yang bermakna sebuah atau sesuatu. Jadi perempuan bisa dimaknai sebagai sesuatu yang memiliki kemampuan atau kemuliaan. 

Sedangkan secara istilah perempuan berarti manusia yang memiliki organ sistem reproduksi vagina serta mampu menghasilkan sel gamet yang mampu menghasilkan sel telur. Beberap sumber juga menyebutka bahwa kata empu dalam perempuan itu bermakna "ampu" yang berarti penyokong dan penyangga. Artinya perempuan juga bisa dikatakan sebagai penyangga dan penyokong dalam kehidupan, entah dalam rumah tangga, masyarakat, bangsa dan negara.

Keterlibatan perempuan dalam kehidupan tidak bisa dilepaskan apalagi ditinggalkan. Sebab jika perempuan tidak mendapatkan kehormatan dan kemuliaan maka kehidupan akan kehilangan penyangganya atau tidak memiliki entitas yang mulia. Dari rahim perempuan lahir tokoh revolusioner, ilmuan, ulama, dan segala jenis profesi di dunia ini tidak pernah terlepas dari keterlibatan perempuan. 

Secara integral perempuan memiliki andil dalam setiap aspek kehidupan. jika perempuan dalam satu kehidupan dihormati dan dimuliakan, maka tatanan nilai dan kehidupan akan bermakan. Begitu pun sebaliknya, apabila perempuan tidak mendapat tempat yang seharusnya maka tatanan kehidupan akan mendapatkan kehampaan atau kekosongan nilai atau nihil.

Di zaman sekarang, perempuan tidak jarang kita temukan dijadikan pembahasan dalam satu diskusi atau dialog publik. Pasalnya, perempuan yang sekarang kita saksikan dianggap masih sedikit mendapatkan kehormatan. Perempuan selalu mendapatkan stigmatisasi yang negatif dalam masyarakat. 

Hal ini ada yang menganggap sebagai penindasan, maka hal tersebut perlu didiskusikan. Bahkan negara sebagai payung dari masyarakat telah mengeluarkan satu UU yang berfokus pada upaya untuk meniadakan penindasan yang dilakukan terhadap perempuan.

Perempuan di zaman sekarang menjadi isu yang didiskusikan hampir sama dengan intensitas diskusi ihwal kemiskinan dan kebodohan. Artinya, perempuan masih dianggap sebagai suatu kaum yang termarjinalkan, sehingga perlu fokus dalam menyelesaikan persoalannya. 

Perempuan dalam tanda kutip masih dimaknai sebagai kaum yang lemah. Sebagaimana definisi diatas, secara makna perempuan belum mendatkan kehormatan dan kemuliaan dalam pandangan masyarakat, terkhusus masyarakat indonesia.

Perempuan dalam sepak terjang sejarah, selalu terlibat dalam menentukan alur sejarah dunia. Bagaimana tidak, dalam hampir setiap revolusi yang berefek besar pada kehidupan manusia, beberapa dipicu oleh gerakan dan konsolidasi perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun