Mohon tunggu...
Hendra Surya
Hendra Surya Mohon Tunggu... Freelancer - saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor, erlangga dan bhuana ilmu populer

saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor dan bhuana ilmu populer.\r\nBuku-buku karya saya, antara lain:\r\nFiction (Novel): \r\nWarriors of Dream Pursuer, 2013.\r\nBookish Style of Lovemaking, 2013.\r\nReinhart, The Incarnation Five Supreme Knights Of Eirounos, 2013.\r\nRahasia Sang Maestro Cilik , 2009.\r\nReinhart, Titisan Lima Ksatria Agung Eirounos, 2007. \r\nCinta Sang Idola, 2007. \r\nBiarkan Aku Memilih, 2006. \r\n\r\nNon-fiction: \r\nCara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, 2014. \r\nCara Belajar Orang Jenius, 2013. \r\nStrategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, 2011.\r\nRahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, 2010.\r\nMenjadi Manusia Pembelajar, 2009.\r\nPercaya Diri Itu Penting, 2007. \r\nTim Penyusun, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini, 2007. \r\nAgar Perkawinan Menjadi Langgeng, 2006. \r\nKiat Membina Anak Agar Senang Berkawan, 2006.\r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2, 2005. \r\nRahasia Membangun Percaya Diri, 2004. \r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak, 2004. \r\nKiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi, 2003.\r\nKiat Mengatasi Kesulitan Belajar, 2003.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Versus Bimbel

12 Desember 2011   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hal yang perlu menjadi pemikiran, siswa bukan robot yang mempunyai kemampuan prima untuk belajar sepanjang waktu. Siswa itu manusia biasa yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental. Coba bayangkan, siswa mengikuti proses pembelajaran di sekolah antara pukul 7 pagi sampai pukul 15 siang. Belum lagi diperhitungkan waktu tempuh pergi dan pulang sekolah. Tentunya, siswa mengalami keletihan secara fisik dan mental setelah menjalani proses pembelajaran dan plus waktu tempuh pergi/pulang sekolah + 8-10 jam sehari. Kemudian, siswa diharuskan mengikuti bimbel antara 2-4 jam. Belum lagi waktu siswa mengerjakan PR sekolah dan persiapan belajar untuk ke esok harinya.

Tentu kita memahami, seseorang yang sedang mengalami keletihan fisik dan mental, maka kemampuan bernalar dan tenaga pun akan mengalami penurunan. Dengan demikian, bagaimana siswa mampu menguasai materi pelajaran secara maksimal. Bisa jadi, siswa terjebak dan kewalahan mengatur waktu dan jadwal belajarnya. Alhasil, siswa mengalami kesulitan belajar di sekolah dan tak mampu menyerap materi pembelajaran di bimbel.

Hal lain yang kerapkali muncul, siswa mengalami kebingungan menentukan prioritas belajar, sehingga tidak sedikit siswa yang masuk bimbel menjadi menyepelekan pelajaran sekolah maupun gurunya di sekolah.

Dan yang juga perlu dikaji sistem pembelajaran bimbel yang lebih menekankan pen-drill-an penyelesaian soal-soal dalam menghadapi ujian itu apa sudah menjamin siswa memiliki kemampuan standar keilmuan dalam mengoperasionalkan keilmuannya yang didapat di bimbel. Kalau ditelaah siswa yang berhasil mengikuti bimbel, ternyata siswa tersebut di sekolah juga termasuk siswa yang punya kemampuan menonjol dan berprestasi. Siswa yang di sekolah termasuk siswa yang menonjol, maka setelah mengikuti bimbel bisa jadi menjadi lebih pintar.

Pengkajian dampak negatif kehadiran bimbel perlu menjadi pemikiran kita bersama dan pembuat kebijakan pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untuk mengajak para guru untuk berubah mau mengadopsi inovasi ke dalam praktik pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Konsekwensinya, guru harus dilatih bagaimana mempersiapkan semua model pendekatan baru dalam implementasi praktik pembelajaran. Seperti: pembuatan satuan pembelajaran, evaluasi, alat bantu, perubahan filosofi, pergeseran paradigma interaksi pembelajaran dengan siswa dan sebagainya. Tanpa ada perubahan yang baik dilihat dari aspek profesionalisme guru, sulit dibayangkan akan terjadinya keberhasilan praktik pembelajaran. Metode pembelajaran inquiry, discovery dan juga contextual learning perlu diperkenankan dan dilatihkan kepada guru. Begitu juga, leadership kepala sekolah juga perlu memberi dukungan terhadap perubahan di sekolah.

Hendra Surya.

http://hendrasurya.blogspot.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun