Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Enviromentalis Salim Kancil

29 September 2023   05:45 Diperbarui: 29 September 2023   05:56 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Salim Kancil (sumber: facebook/Walhi Jatim)

Delapan tahun lalu, seorang pejuang lingkungan asal Lumajang harus gugur memperjuangkan tanah kelahirannya. Salim Kancil, harus meregang nyawa, usai dikeroyok puluhan orang di Desa Selok Awar-Awar, tahun 2015 silam. Semua bermula dari pertentangan Salim Kancil dengan para pelaku usaha tambang pasir disana.

Keberadaan tambang pasir disana disebut-sebut telah merusak lingkungan sekitar desa. Dari persoalan pengairan yang buruk, hingga kontaminasi material tambang yang sampai pada pertanian penduduk desa. Salim Kancil bersama Tosan, rekannya, pun berdiri menentang aktivitas tambang yang merusak persawahan warga.

Membela kepentingan warga desanya yang mayoritas adalah petani, memang menjadi tekadnya untuk menolak pertambangan pasir. Selain banyak diantara (tambang) yang hadir secara ilegal. Bahkan diakomodir oleh Kades Hariyono bersama Mat Dasir, untuk melakukan intimidasi disertai ancaman aksi kekerasan bagi para petani penolak tambang pasir.

Praktik kekerasan yang dilakukan oleh Kades Hariyono memang diketahui selalu terjadi, sejak banyak para petani menentang adanya tambang pasir di desa Selok Awar-Awar. Bahkan Salim Kancil bersama masyarakat penolak tambang (FORUM), pernah menyurati Bupati Lumajang, yang kala itu dijabat oleh As'at Malik. Namun, tidak kunjung mendapatkan respon positif.

Hingga pada tanggl 9 September 2015, masyarakat yang tergabung dalam aliansi FORUM melakukan aksi damai di sekitar lokasi tambang. Dengan cara menghentikan kegiatan pertambangan secara langsung di beberapa titik dan area mobilitas kendaraan angkut pasir.

Resistensi pun tak terelakkan, hingga terjadi ancaman pembunuhan terhadap Salim Kancil bersama rekan-rekan seperjuangannya. Pada titik ini, kiranya kita ingat bagaimana perjuangan Chico Mendez ketika mengadakan aksi damai dengan mencegah alat berat perusak hutan Amazon.

Ancaman yang terjadi pun disebutkan telah disampaikan kepada aparat berwajib, namun belum ada respon positif untuk ditindak. Karena dianggap tidak ada dukungan dari pemerintah setempat, maka FORUM kembali melakukan aksi damai pada tanggal 26 September 2015. Namun kali ini aksi damai yang direncanakan justru berakhir dengan tragis.

Salim Kancil bersama Tosan langsung didatangi puluhan orang yang disebutkan sebagai suruhan Kades Hariyono. Mereka langsung melakukan aksi kekerasan, dan menyeret tubuh Salim Kancil sejauh 2 kilometer, sambil disiksa menuju Balai Desa. Tosan, yang juga menjadi target kekerasan, selamat pada peristiwa tersebut. Sedangkan Salim Kancil, diketahui meninggal karena luka parah.

Peristiwa tersebut pun merebak hingga membuat munculnya berbagai gerakan solidaritas. Pun terhadap Pemkab Lumajang, yang akhirnya merespon dengan tegas. Dukungan publik bagi pengungkapan para pelakunya pun tak luput dari perhatian berbagai pihak. Khususnya dari organisasi pegiat lingkungan, beserta pegiat HAM, yang turun langsung ke lokasi kejadian.

Para pelaku yang ditangkap akhirnya dijatuhi hukuman sesuai dengan dakwaannya masing-masing. Termasuk Hariyono dan Mat Dasir, yang ditetapkan sebagai pelaku utama dengan hukuman 20 tahun penjara. Hingga saat ini, masih banyak yang menyayangkan peristiwa Salim Kancil terbunuh lantaran memperjuangkan lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun