Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potensi Wisata Sejarah Bendungan Lama Pamarayan

19 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 19 Juli 2022   07:28 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Bendungan lama Pamarayan

Sejarah bendungan lama Pamarayan, di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang tidak dapat dilepaskan dari eksistensi bendungan baru yang dibuat. Seiring perubahan geografis aliran sungai Ciujung dan kebutuhan pengairan bagi area pertanian di Banten, menjadi hal penting pasca terjadinya peristiwa Pemberontakan Petani Banten pada tahun 1888.

Peristiwa yang berlatar belakang ekonomi dan kesenjangan sosial tidak lain sebagai akibat dari persoalan pangan yang buruk kala itu. Hingga proyek pembangunan bendungan yang telah digagas sejak tahun 1876, diprioritaskan untuk dapat segera mengurai persoalan kelangkaan pasokan air bagi para petani Banten.

Walau secara progres pembangunannya baru terealisasi setelah stasiun kereta api Catang dibangun pada tahun 1905. Hal ini menjadi penting, lantaran moda transportasi darat kala itu belum memadai untuk membangun sebuah bendungan yang besar. Besluit (surat keputusan) pembangunan juga baru terbit usai rel kereta api Merak ke Rangkasbitung selesai dibangun.

Dua saluran induk yang dibangun beserta beberapa percabangannya ditujukan langsung kepada area persawahan masyarakat disana. Jadi, prinsip utama pembangunan bendungan ini tidak lain karena Belanda ingin mengurai konflik sosial yang berlatar ekonomi. Khususnya terhadap para petani, yang dianggap berpotensi melakukan perlawanan.

Terlebih usai stasiun Catang beroprasi, moda transportasi dalam mekanisme ekonomi masyarakat semakin dapat berkembang. Hal ini tentu saja dapat memberikan keuntungan kepada semua belah pihak.

Lanskap bendungan Pamarayan (google.map)
Lanskap bendungan Pamarayan (google.map)

Lantas, bagaimana kondisi bendungan lama Pamarayan kini?

Seperti yang penulis publikasikan, bahwa minimnya kampanye mengenai potensi wisata sejarah justru semakin membuat bendungan lama ini nyaris sepi pengunjung. Kerap terlihat hanya beberapa masyarkat sekitar yang sekedar melepas lelah ataupun bermain di sekitar area bendungan ini.

Selain dari optimalisasi bendungan baru yang lokasinya tidak jauh dari situs bendungan lama ini. Optimalisasi dengan kesan rekreatif justru kerap ditampilkan dengan membuat pasar malam dan bazar di area lapang bendungan baru. Bukan justru merevitalisasi situs bendungan lama agar dapat dikembangkan juga sebagai objek sejarah Banten yang patut dikunjungi.

Sangat disayangkan, karena konsep pembelajaran sejarah akan lebih baik bila dapat diperkenalkan secara masif untuk generasi saat ini. Untuk memasuki situs bendungan lama, bisa dikatakan tidak dipungut biaya. Para pengunjung dapat sekedar bersantai dengan menikmati panorama lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun