"Beginilah para Gaucho berjalan, jalan para Gaucho seperti ini," seru mereka dalam nyanyian sembari sedikit membungkuk seperti gambar. Mereka menari.
Mereka yang dimaksud adalah pemain timnas Jerman. Sementara Gaucho bermakna koboi, merujuk pada pemain timnas Argentina. . Berjalan agak membungkuk itu seakan hendak menunjukkan tubuh para pemain Argentina yang pendek. Itu ada sebuah tarian yg menunjukkan euforia pemain timnas Jerman saat mereka disambut di Berlin, sebagai kampiun piala dunia 2014 lalu. Mereka mengolok postur tubuh pemain Argentina sehingga dapat dikalahkan pada final piala dunia tersebut.Â
Beberapa media mengkritik keangkuhan dan rasis itu, "Kalau menang ya menang saja, jangan olok-olok mereka yang kalah," begitulah kira-kira tanggapan media yang tak saya kutip verbatim.
Namun olok-olok si Gaucho berbalik mengutuk timnas Jerman. Ketika Jerman kembali bertanding dengan percaya diri 4 tahun kemudian, pada 2018, mereka harus pulang lebih cepat. Ironisnya, kepulangan mereka ditentukan oleh oleh Korea Selatan, kesebelasan dari Asia yang bahkan rata rata pemainnya lebih pendek dari timnas Argentina.
Pahitnya lagi, kutukan Gaucho masih berlaku pada tahun ini. Pada kesempatan pertama, timnas Jerman harus pulang lebih cepat dari PD 2022 akibat kehilangan poin berharga di babak "penyisihan". Lagi-lagi salah satu peran besar itu akibat kalah dari Jepang, pemain Asia yang juga berpostur lebih kecil dari mereka.
Kira-kira sampai kapan ya sebuah kutukan akan berlaku? Kalo kebiasaannya, selalu pakai angka 7. Kalo nggak 7 turunan, ya harus tunggu 7 kali piala dunia.Â