Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

10 Tahun di Facebook

17 Agustus 2018   12:11 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Seriously social, itu tagline dari iag.me, sebuah web pendukugn piranti media sosial untuk beragam keperluan, seperti bisnis, pemasara, kampanye, dan seterusnya. Bersosial memang bisa jadi serius, karena ia menjadi lahan tak berwujud untuk "bercocok tanam".

Media sosial, selain telah serius dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi penggunanya, melalui UU No. 11/2008 tentang ITE, juga memberikan prospek finansial baru, tentunya bagi mereka yang mampu membaca peluang.

Selama bergabung dengan Facebook, setidaknya dalam tiga tahun terakhir, saya telah memperoleh omset hingga puluhan juta rupiah untuk mengelola kebutuhan promosi pihak ketiga yang melihat bahwa kebutuhan promosi digital sudah wajib perlu. Penggunaan media konvensional (koran, radio, TV) lebih mudah teralihkan bilamana saya menyodorkan data tentang promosi digital.

Diluar itu, saya menggunakan media sosial (terutama Facebook dan Instagram) sebagai personal branding. Profitnya memang immaterial. Tapi, ujung-ujung-ujungnya menggerincing menjadi pundi rupiah yang nilainya jauh lebih besar dibanding pengelolaan promosi digital itu sendiri. Ratusan juta sudah berhasil saya kantungi sejak 4 tahun terakhir.

Hal ini memang rada kontradiktif ketika orang-orang --dan itu tidak sedikit-- kerap bertanya mengapa saya begitu aktif bersosial media. Tentu saya tak boleh menjawab rahasia dapur ini, bahwa, dibawah alam sadar mereka, 80% postingan saya berisi personal branding yang nantinya dibutuhkan untuk mendaur nilai omset tadi. Karena itu, ketika saya menghentikan eksistensi bersosial media, maka pengaruh pasar yang saya bentuk, akan ikut padam. Jadi, kuncinya, kita tak boleh berhenti.

Akhirnya, tulisan ini saya tutup dengan memberikan sebuah pertanyaan orang-orang yang menanggapi skeptis apa yang telah saya lakukan, "Kamu, selama bersosial media, dapat apa? Cuma dapat komentar dan jempol?"

Hahaha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun