Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT. Instagram: hendra.setiawan.17

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bersama Kompasiana, Tur ke Balai Yasa Surabaya Gubeng

13 Agustus 2025   10:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   10:55 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesempatan berharga dan langka bisa mengikuti kegiatan Temu Kompasiana di Surabaya (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Yuhui, Kompasiana akhirnya membuka kesempatan untuk jumpa darat langsung di Surabaya. Kesempatan langka ini, patut diikuti. Puji syukur, lolos juga terpilih menjadi salah satu pesertanya.

“Ada yang pernah tahu Balai Yasa?” tanya Bpk. Agus Nadi, kepala Balai Yasa Surabaya Gubeng (selanjutnya disingkat BYSGU) saat mengawali perbincangan dalam pertemuan siang ini (Selasa, 12 Agustus 2025). Ia didampingi oleh Bpk. Suprapto, perwakilan Humas PT. KAI Pusat, menjadi narasumber utama. Di samping hadir pula narasumber lain di bidang teknik yang menjelaskan mengenai prosedur perawatan dan mengenai sejarah BYSGU.

Narasumber didampingi Mbak Asih dari Tim Kompasiana(Foto: Dokumentasi Pribadi)
Narasumber didampingi Mbak Asih dari Tim Kompasiana(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Salah satu rekan Kompasianer menjawab, “Sering, tapi lewat saja!”

Hahaha… ternyata memang di antara peserta Temu Kompasiana di Surabaya rerata belum pernah ada yang tahu “dapur” (bengkel) Kereta Api (KA) ini. Ternyata tinggal 10 saja yang beroperasi di Indonesia per 2025. Ada 4 di Pulau Sumatra dan 6 di Jawa. Balai Yasa Gubeng, Surabaya adalah yang termasuk cukup besar, baik dalam luasan lokasi dan penugasannya (di bawah Manggarai, Jakarta).

Kali pertama fasilitas bengkel perawatan ini dibangun oleh Belanda, dengan nama Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1912. Setelah Indonesia merdeka, nama fasilitas ini diubah menjadi Balai Karya Surabaya Gubeng. Kemudian berubah nama menjadi Balai Yasa (mengikuti nama pertama yang dipergunakan oleh Stasiun Yogyakarta pada 1959).

Tampak tikungan jalan lokasi Balai Yasa Gubeng Surabaya (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tampak tikungan jalan lokasi Balai Yasa Gubeng Surabaya (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Balai Yasa (Bahasa Inggris: railway workshop) sendirii adalah tempat untuk melaksanakan perawatan berat terhadap sarana perkeretaapian. Di Surabaya, luas tanahnya mencapai 10 ha, dan bangunannya sendiri hampir setengahnya (4,8 ha). Dengan 270 pegawai, BYSGU melakukan pekerjaaan rutin sekitar 384 KA.

Perawatan dengan kode P.24 dan P.48 tersebut melambangkan lamanya waktu perawatan 24 bulanan (2 tahun) dan perawatan 48 bulanan (4 tahun). Total itu semua untuk kereta penumpang milik Daerah Operasi (Daops) VI Yogyakarta, VII Madiun, VIII Surabaya, hingga IX Jember.

Sedangkan untuk penugasan khusus, BYSGU tengah mempersiapkan: (1) Kereta Panoramic, (2) Kereta petani dan pedagang, serta (3) Kereta Luxury Class.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun