Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Penamaan Hari Libur Keagamaan: Yesus Kristus atau Isa Almasih?

26 Mei 2022   17:00 Diperbarui: 26 Mei 2022   17:02 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentara Romawi bukan sedang menyalibkan Isa. Jadi Isa masih bebas dan hidup pasca peristiwa penyaliban (Jumat Agung). Makanya ketika ada peristiwa Kenaikan itu, Isa diangkat langsung dalam keadaan hidup.

Beda terbesar dalam pemahaman iman Kristen di sini adalah Yesus yang wafat. Tetapi  itu dalam kesementaraan waktu. Dia bangkit di hari ketiga, menggenapi nubuatan para nabi terdahulu. Makanya ada yang dinamakan Paska, yang jatuh pada hari Minggu itu. 

Selama 40 hari sebelum kenaikan-Nya kembali ke sorga, Ia masih melakukan "misi" paripurnanya. Memberikan penguatan kepada para murid dan pengikut-Nya. Bahwa Dia benar-benar telah bangkit dari kematian jasmani (ragawi). Dia yang telah bangkit dan akan naik kembali ke sorga, itu adalah person yang sama, yang akan datang kembali kelak dengan tubuh kemuliaan yang sama.

Misi pesan terakhir dalam kehidupan-Nya di bumi adalah supaya para murid bisa menjadi saksi dan menyatakan kabar sukacita ini kepada segenap bangsa. Maksudnya, di luar bangsa Yahudi (Ibrani), komunitas kecil yang selama ini menjadi perekatnya. Bahwa warta keselamatan itu juga diberikan kepada bangsa-bangsa lainnya (goyim).

Pekerjaan Rumah

Ada baiknya memang, mengembalikan perayaan hari libur keagamaan ini kepada umat pemeluknya sendiri. Kerancuan atau salah kaprah jangan terus dibiarkan berlarut-larut.

Kalau toh nantinya ada umat Islam misalnya, mau menuliskan, "Selamat memperingati/merayakan...." dengan tetap mempergunakan nama Isa (bukan Yesus) sebagaimana keyakinan imannya, itu adalah hak dan soal lain. 

Namun, tetap harus ada ruang publik yang diberikan pada umat yang sedang memperingati hari besar keagamaan tersebut. Supaya ada pemahaman dan pemaknaan yang lebih tepat. Bukan "dipaksa" mengikuti apa kata "penguasa".

Penggunaan Twibbon ucapan Kenaikan Isa Al Masih (gambar via mediabritarakyat.my.id)
Penggunaan Twibbon ucapan Kenaikan Isa Al Masih (gambar via mediabritarakyat.my.id)

Rumah besar Indonesia sedapat mungkin bisa mewadahi semua unsur umat beragama dan bermacam aliran kepercayaan yang hidup di dalamnya. Sudahi pemahaman sempit umat "mayoritas dan minoritas". Terminologi ini hanya cocok digunakan dalam politik parlemen; bukan pada ranah privat keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat merayakan Kenaikan Yesus Kristus buat Saudara/i umat kristiani di manapun adanya. Salam toleransi dan damai buat kita semua...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun